Agama Islam yang kita akui dan yang kita warisi itu sebenarnya cantik dan indah. Sebagaimana yang diminta oleh Allah, kita diminta untuk masuk ke dalam Islam secara keseluruhan. Agar mudah difahami, dapat kita membuat sebuah perbandingan. Agama Islam yang begitu cantik dan indah adalah laksana sebuah istana dan mahligai yang cantik dan indah. Tetapi kita tidak akan dapat merasakan kecantikan dan keindahannya, terlebih lagi tidak akan dapat merasakan keselamatan dan kebahagiaan di dalamnya, kalau kita hanya mendengarkan cerita istana itu dari mulut orang lain atau kita hanya melihat istana itu dari jarak yang jauh dalam suasana yang samar-samar.
Mungkin yang kita lihat dari jauh itu hanya atapnya saja. Mungkin yang kita lihat itu hanya sebagian dinding istana atau beberapa buah pohon yang berada di halaman istana. Mungkin yang kita lihat hanya sebagian dari pagar istana. Dan yang paling malang adalah kalau yang kita lihat dari jauh itu ternyata saluran pembuangan istana. Orang yang pernah melihat istana dari dekat, atau bahkan sudah pernah masuk ke dalam kawasan istana itu akan berkata istana itu indah dan cantik, bahkan ia merasakan keselamatan di dalam istana itu. Sedangkan orang yang melihat dari jauh atau bahkan hanya melihat saluran pembuangannya saja pasti akan menyangkal dan menolak pendapat yang mengatakan istana itu indah dan cantik.
Kedatangan Rasulullah SAW adalah rahmatan lil alamin karena membawa peraturan hidup yang disebut agama Islam (Ad Din Al Islam). Agama Islam yang kita akui dan yang kita warisi itu sebenarnya cantik dan indah. Jika agama Islam ini benar-benar difahami, diamalkan dan diperjuangkan di semua bidang dan aspek secara utuh, bukan hanya di aspek-aspek tertentu, maka sudah tentu agama Islam akan menjadikan manusia berkasih sayang, menghubungkan silaturahim, menumbuhkan ukhuwah, menjadikan anak-anak taat kepada orang tua, ayah ibu senantiasa memberi kasih sayang kepada anak-anak, isteri senantiasa patuh kepada suami setelah taat kepada Allah dan Rasul, suami senantiasa bersimpati kepada isterinya. Seorang pemimpin akan menjadi payung bagi seluruh masyarakat, menjalankan keadilan terhadap seluruh rakyat. Ulama akan menjadi obor, penasehat kepada seluruh peringkat masyarakat. Orang kaya akan terdorong menjadi bank, sehingga tidak perlu lagi mendirikan bank Islam.
Selain itu, Islam juga akan mendorong peniaga bertindak jujur dalam perniagaan, orang miskin redha dalam kemiskinan atau setidaknya sanggup bersabar. Masyarakat bersih dari maksiat, krisis, kejahatan, perkelahian dan peperangan. Akhirnya manusia akan hidup harmoni, bersatu padu, aman, damai, selamat dan bahagia. Itulah yang disebut sebagai Al Jannatul Ajilah atau Syurga yang disegerakan di dunia. Syurga sementara sebelum di akhirat nanti akan dihadiahkan Syurga Allah yang sebenarnya kepada mereka yang berhasil mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan itu.
Namun sunggung malang, di dalam pengalaman hidup kita selama ini, kita belum dapat merasakan Islam itu cantik dan indah. Kita belum dapat merasakan ketenangan Islam, kebahagiaan Islam, kedamaian Islam. Kita belum dapat menyaksikan suatu masyarakat yang bersih dari kemungkaran, kejahatan dan bersih dari segala bentuk krisis. Kita belum dapat merasakan kecantikan dan keindahan agama Islam. Mengapa? Karena sudah ratusan tahun lamanya, setidaknya sejak 700 tahun yang lalu, sesudah jatuhnya kerajaan Islam di Timur Tengah, sejak itulah umat Islam seluruh dunia tidak lagi mempelajari, memahami dan seterusnya memperjuangkan Islam secara utuh, secara keseluruhan dan dalam cakupan yang luas. Yang kita pahami hanya dalam aspek-aspek tertentu dan terbatas pada bagian-bagian tertentu.
Demikianlah, jika kita ingin melihat keindahan dan kecantikan istana itu, terlebih lagi jika kita ingin merasakan ketenangan dan kedamaian istana itu, sudah tentu kita harus melihatnya dari dekat, kemudian masuk ke dalam istana itu agar dapat melihat bagian luar dan dalamnya. Jangan sampai ada yang tidak kita lihat. Pada waktu itulah kita akan mengagumi istana itu, bahkan dapat ikut merasakan keamanan dan selamatan berada di dalamnya. Kita akan bertahan dan tidak ingin pergi dari istana itu. Karena keindahannya, kita menjadi lupa segala-galanya.Begitulah jika kita ingin merasakan bahwa agama Islam itu sesungguhnya cantik dan indah. Bahkan kita akan merasakan keamanan dan kedamaian di dunia ini. Maka, hendaklah agama Islam itu kita pelajari, kita pahami dan kita amalkan. Kemudian kita perjuangkan ajaran Islam itu secara keseluruhan dalam cakupan yang luas, bukan hanya di aspek-aspek tertentu atau pada bagian-bagian tertentu saja seperti yang selama ini telah kita lakukan sepanjang 700 tahun lamanya.
Jika demikian, selanjutnya akan digambarkan secara ilmiah bagaimana bentuk ajaran Islam yang sempurna, lengkap, menyeluruh dan utuh, sehingga kita dapat melihat bagaimana kerangka atau struktur agama Islam itu secara keseluruhan. Sebenarnya untuk dapat mempelajari Islam secara ilmiah, orang-orang di zaman dahulu mempelajari Islam sekurang-kurangnya 10 tahun, bahkan ada yang selama 20-30 tahun mempelajari Islam. Tapi di sini akan diketengahkan jalan yang kedua, secara singkat, dengan membuat perbandingan. Kita akan coba menggambarkan agama Islam menggunakan perbandingan yang berasal dari Allah. Di dalam Al Quran, Allah memperbandingkan ajaran Islam yang sempurna itu dengan sebatang pohon yang lengkap.
Maksud firman Allah:
Apakah engkau tidak melihat bagaimana Allah telah memperbandingkan Kalimah Tayyibah dengan sebatang pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit? Pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan izin Allah. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
(QS Ibrahim 24-25)
Titik tolaknya berawal dari ucapan Kalimah Tayyibah atau dua kalimat syahadat. Jika ada seorang pakar yang mampu menguraikan Kalimat Tayyibah, maka akan keluar isi kandungan Al Qur’an dan Sunnah dari Kalimah Tayyibah tersebut. Oleh karena itu, siapa yang masuk Islam dengan melalui gerbang Kalimah Tayyibah, secara otomatis dia menyatakan diri akan menegakkan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Barang siapa yang mengucapkan “lailahaillallah“, ia akan masuk Syurga. Tapi tentu bukan sekedar ucapan di lisan. Artinya, di samping mengucapkan “laillahaillallah“, juga dapat memahami kehendaknya, mengamalkan dan juga memperjuangkan kehendaknya. Kalau hanya sekedar ucapan, tentu terlalu mudah. Jadi, Allah telah menggambarkan ajaran Islam yang utuh itu laksana sebatang pohon yang rindang yang akar tunjangnya benar-benar menghujam bumi dan pucuknya menjangkau langit, menjadikan pohon itu setiap saat berbuah dengan izin Allah SWT.
Ulasan
Catat Ulasan