MASJID PERTAMA DI CHINA.
Masjid Agung Guangzhou, juga dikenal sebagai Masjid Huaisheng, masjid tertua di Cina. Dibangun pada masa kekaisaran Dinasti Tang pada tahun 635 M (islaminchina.info)
Agama Islam mempunyai sejarah
yang lama di China. Agama ini telah
wujud sejak Dinasti Tang setelah
seorang sahabat Nabi Muhammad,
Sa`ad ibn Abi Waqqas, diutuskan sebagai wakil baginda Rasul kepada Maharaja Gaozong pada 650 M. Maharaja itu berkenan dengan agama Islam dan memerintahkan pembinaan masjid yang pertama di China.
Sa`ad ibn Abi Waqqas, diutuskan sebagai wakil baginda Rasul kepada Maharaja Gaozong pada 650 M. Maharaja itu berkenan dengan agama Islam dan memerintahkan pembinaan masjid yang pertama di China.
Sebuah ciri terkenal masyarakat Islam Muslim di China ialah kemunculan imam wanita bagi makmum wanita. Suatu bentuk kaligrafi Islam, Seni, dan telah ditubuhkan dengan baik di China. Haji Noor Deen Mi Guangjiang ialah seorang penulis khat terkenal menurut tradisi ini.Masjid Huaisheng di Guangzhou, Cina, merupakan bangunan yang bernilai sejarah.
Rumah ibadah itu didirikan zaman Rasulullah SAW, Sa'ad bin Abi Waqqas. Kisah kedatangan Sa'ad ke Cina bermula dari kejayaan pasukan Muslim menawan Parsi di era Khalifah Utsman bin Affan.Kaisar Parsi saat itu, Yazdegerd III (632-651), melarikan diri dari singgasananya saat pasukan Muslim sudah menggempur Ibukota Parsi. Dia lantas meminta perlindungan kepada antara lain Kaisar Tai Tsung.
Awalnya, penguasa Dinasti Tang itu tidak menggubrisnya kerana enggan berhadapan dengan pasukan Muslim yang terkenal gagah dan kuat.
Kaisar berikutnya, Yong Hui, ternyata bervisi ambisius, yakni ingin melebarkan kekuasaan ke arah barat. Namun, upaya tentera Yong Hui kemudian gagal. Bahkan, pasukan Muslim di bawah komando Ahnaf bin Qais al-Tamimi berhasil membunuh Yazdegerd III di tepi Sungai Oxus.
Sebagai bentuk protes, Khalifah
Utsman mengirim utusan ke ibukota pemerintahan Dinasti Tang di Chang'an (kini kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, RRC). Utusan itu dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqas, yang sebelumnya juga terlibat dalam penaklukan Parsi.
Menyebut nama Sa'ad bin Abi Waqqas, ada dua sumber tentang perannya dalam persebaran Islam di Negeri Tirai Bambu.Mengutip Perkembangan Islam di Tiongkok karya Ibrahim T Y Ma (1979), Sa'ad bin Abi Waqqas merupakan salah seorang sahabat yang ikut dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Abbesinia (Ethiopia).
Namun, dia memilih menetap di sana beberapa waktu lamanya. Kemudian, dia memimpin pelayaran mengarungi Samudra Hindia hingga sampai di pesisir Laut Cina Selatan. Kapal-kapal layar mereka tiba di Guangzhou pada 616. Usai itu, Sa'ad kembali lagi ke Arab.
Masih menurut TY Ma, ada pula sumber lain yang menyebut ketokohan Sa'ad bin Abi Waqqash. Kali ini, dituturkan bahwa pada era Khalifah Utsman bin Affan dibentuklah tim delegasi ke China. Tim yang dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash ini diterima penguasa Dinasti Tang saat itu, Kaisar Kao-tsung. Sa'ad dan tim dilayani sebagaimana tamu kerajaan. Keamanan mereka terjamin selama di Cina. Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekira 20 tahun pasca-wafatnya Rasulullah SAW.
Setelah kesepakatan tercapai, kaisar itu mengizinkan Sa'ad untuk tinggal dan bahkan boleh menyebarkan Islam di Guangzhou. Dakwah pun berlangsung kira-kira 18 tahun lamanya. Sa'ad terus menyebarkan risalah Islam di negeri Cina hingga wafatnya dalam usia 80 tahun.
Beberapa sumber menyebutkan, jasad paman Rasulullah SAW itu dikebumikan di sekitar kompleks Masjid Huaisheng.
Selain Masjid Huasheng, beberapa rumah ibadah Muslim juga dibangun dalam era dinasti-dinasti klasik. Sebut saja Masjid Qingjing di Quanzhou dan Masjid Xianhe di Yangzhou. Keduanya termasuk wilayah kekuasaan Dinasti Song. Ada pula Masjid Fenghuang di Hangzhou yang dibangun dalam masa Dinasti Yuan. Keempat rumah ibadah itu--Huaisheng, Qingjing, Xianhe, dan Fenghuang--kini dijuluki Empat Masjid Kuno di Cina. Pemerintah setempat menggolongkannya sebagai bangunan cagar budaya.
ISLAM BUKAN IDEOLOGI.
Kalau dalam negara ideologi,
rakyat takut membuat salah kerana takut ditangkap polis.Begitulah juga rakyat dalam negara Islam yang para pejuangnya mendidik rakyat untuk takut pada hukuman dan tidak atas dasar patuh kepada Allah SWT.Yang mana kalau mereka rasa selamat daripada hukuman dan tangkapan, mereka akan lakukan kejahatan itu.
rakyat takut membuat salah kerana takut ditangkap polis.Begitulah juga rakyat dalam negara Islam yang para pejuangnya mendidik rakyat untuk takut pada hukuman dan tidak atas dasar patuh kepada Allah SWT.Yang mana kalau mereka rasa selamat daripada hukuman dan tangkapan, mereka akan lakukan kejahatan itu.
Saya tidak bermaksud bahawa hukuman dan undang-undang tidak perlu.
Ia adalah jalan terakhir bagi menyelesaikan kejahatan dari orang yang tidak boleh dididik lagi. Hukuman bukan dasar atau asas pendidikan. Ia pilihan akhir.
Asas pendidikan Islam ialah taat kepada Allah SWT.Para pejuang Islam itu tentunya sedar bahawa Islam itu jauh bezanya dengan ideologi,sama ada dari segi kesempurnaan undang-undang, tujuan melaksanakannya, teknik perjuangannya atau hasil yang diperolehinya, mereka lakukan
sama seperti apa yang dilakukan oleh pejuang-pejuang ideologi.
Ulasan
Catat Ulasan