ORANG YANG PAPA KEDANA DI AKHIRAT.
Jika selalu merasa susah dengan urusan dunia, tidak merasa susah dengan urusan akhirat, tanda kita itu anak dunia. Carilah keduniaan dengan ilmu dunia asalkan halal, memang kita di dunia. Jangan cari keduniaan dengan llmu Akhirat, nanti di akhirat kita akan papa kedana, nerakalah tempatnya. Buatlah kerja-kerja dunia sepadan dengan umur kita. Buatlah kerja-kerja akhirat, sepadan pula dengan kekalnya kita di sana.
Jika selalu merasa susah dengan urusan dunia, tidak merasa susah dengan urusan akhirat, tanda kita itu anak dunia.
Carilah keduniaan dengan ilmu dunia asalkan halal, memang kita di dunia. Jangan cari keduniaan dengan llmu Akhirat, nanti di akhirat kita akan papa kedana, nerakalah tempatnya.
Buatlah kerja-kerja dunia sepadan dengan umur kita. Buatlah kerja-kerja akhirat, sepadan pula dengan kekalnya kita di sana.
Tidak ada manusia yang dapat menolak bahwa hidup di dunia ini adalah sementara waktu. Di akhir zaman ini paling lama manusia dapat hidup menurut umur dunia, 150 tahun. Setelah itu semua orang percayakan mati, selepas mati pergi ke Akhirat. Banyak orang yang percaya, sedikit sekali yang tidak percaya.
Umat Islam memang percaya bahwa Akhirat itu wujud, tempat tinggal manusia yang kekal abadi. Di sana ada kesenangan dan ada kesusahan seperti di dunia juga ada kesenangan ada kesusahan, cuma kesenangan dan kesusahan di antara dunia dan di akhirat tidak sama. Kalau kita hendak membuat bandinganlah walaupun tidak tepat, untuk mudah faham, kalau kesenangan itu macam kita duduk berumah pohon dengan di dalam istana, kalau azabnya pula seperti gigitan semut dengan dimakan oleh singa yang garang.
Batas di antara dunia dengan Akhirat ialah alam kubur atau alam barzakh. Di sana ditahan sementara waktu. Di sana juga ada kesusahan dan ada kesenangan macam di dunia juga. Bandingannya seperti batas di antara negara dan negara. Di perbatasan antara negara dengan negara ada kalanya mendapat kesenangan dan ada kalanya mendapat kesusahan. Begitulah keadaan di antara dunia dengan Akhirat, iaitu alam kubur atau alam barzakh.
Walaupun umat Islam percaya negara Akhirat dan percaya alam barzakh batas antara dunia dan Akhirat dan juga percaya bahwa nikmat dan azab di sana jauh bezanya dengan nikmat dan azab di dunia. Sekiranya Allah Taala rasakan sekarang ini perbandingan itu niscaya manusia ini akan menolak dunia ini secara total dan manusia akan menumpukan seratur persen untuk tujuan Akhirat.
Namun demikian oleh kerana manusia itu hidup di dunia lebih dahulu iaitu hidup di negara yang dekat dan murah ini, mereka berhadapan dan merasa dengan nikmat dan azabnya lebih dahulu sebelum nikmat dan azab Akhirat, manusia terpesona hidup di sini. Mereka terlalai, terlupa kehidupan di sana, iaitu negara Akhirat. Oleh yang demikian ini mereka bersungguh-sungguhlah mengejar nikmat dunia dan mengelak azab di dunia ini. Diperahlah otaknya, tenaganya pagi dan petang, siang dan malam, dengan tidak jemu-jemu walau susah tapi dapat dihadapi kesusahan itu. Walau menderita dari berbagai-bagai ujian yang dihadapi tapi manusia sanggup berhadapan dengannya. Adakalanya ingin mengejar keuntungan, rugi yang dapat, inginkan kesenangan, susah yang dapat. Kebahagiaan yang dikejar, penderitaan yang datang. Kebaikan yang diburu, kemalangan yang dijumpai. Namun manusia tidak jemu-jemu, tidak rasa ke.
Ulasan
Catat Ulasan