HASAD DENGKI MEMBAKAR SEGALA KEBAIKAN.
Hampir semua orang dihinggapi penyakit hasad dengki. Cuma bezanya banyak atau sedikit, bertindak atau tidak. Bahkan ulama-ulama pun terkena penyakit itu bahkan lebih berat lagi. Hasad dengki membuat jiwanya menderita, kecewa dan sakit jiwa. Hatinya merasa tidak selamat di dunia apalagi di akhirat. Hadits telah menceritakan tentang enam golongan manusia yang akan tercampak ke dalam Neraka dengan enam sebab. Salah satu dari mereka adalah ulama kerana hasadnya.
Allah SWT menjelaskan tentang orang-orang yang hasad dengki.
Terjemahannya: Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami kehendaki niscaya Kami tunjukkan mereka padamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan kamu. (Muhammad: 29-30)
Tanda adanya hasad dengki dalam diri kita ialah apabila orang lain mendapat kejayaan, maka kita akan sakit hati dan bila orang lain mendapat bencana kita akan merasa senang. Bahaya hasad dengki adalah seperti apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: Terjemahannya: "Sesungguhnya hasad itu memakan amalan kebaikan seperti api memakan ranting kayu kering." Bila kita saling hasad dengki, kita akan hina-menghina, fitnah-memfitnah, benci-membenci, dendam-mendendam, jahat sangka dan mengadu domba. Kesemuanya akan mendatangkan dosa-dosa dan menghapuskan kebaikkan lainnya.
Seseorang yang membiarkan dirinya berada dalam hasad dengki adalah penjahat dan perosak serta pemecah-belah persaudaraan antara manusia. Dia juga seorang yang paling biadab dengan Allah SWT. Sedar atau tidak, dia sebenarnya benci kepada Allah. Walau sebanyak apa pun solatnya, puasanya, hajinya dan hebat perjuangannya tetapi di sisi Allah tetaplah dia ahli Neraka. Orang yang banyak bertahajjud dan berpuasa sunat pun masuk Neraka kerana hasad dengki, apalagi kita yang tidak bertahajjud, puasa sunat, masih cinta dengan hasad dengki dan umpat-mengumpat. Kalau betul kita beriman kepada Allah dan takut akan Neraka, insaflah akan kejahatan hati kita itu dan marilah kita memperbaikinya dengan melakukan mujahadatunnafsi.
Pernah sahabat-sahabat bertanya Rasulullah SAW:
Terjemahannya: "Sesungguhnya ada seorang wanita yang berpuasa siang harinya dan di malam harinya shalat tahajjud tetapi selalu menyakiti tetangga dengan lidahnya. Jawab baginda Rasulullah: "(Tidak ada kebaikan lagi baginya) dia adalah ahli Neraka."
Maksud Allah berfirman:
Terjemahannya: Hai orang yang beriman, janganlah satu kaum menghina kaum yang lain (kerana) boleh jadi mereka (yang dihina) lebih baik dari mereka (yang menghina) dan janganlah pula wanita-wanita menghina wanita-wanita lain (kerana) boleh jadi wanita (yang dihina) itu lebih baik dari mereka (yang menghina) dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelaran yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman (seperti hai fasik, kafir dan lain lain) dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
(Al Hujurat: 11)
Terjemahannya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak prasangka. Sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(Al Hujurat: 12)
Begitulah pujukan Allah pada kita supaya kita tidak lagi hasad dengki, mengumpat dan buruk sangka.
Langkah-langkah yang mesti kita lakukan untuk mujahadah terhadap hasad dengki diantaranya ialah:
- Setiap kali orang yang kita dengki itu memperoleh kejayaan,
kita kunjungi dia untuk mengucapkan tahniah (selamat) dan
bergembira bersamanya. Sebaliknya apabila orang itu
mendapat bencana, kita kunjungi juga untuk mengucapkan
takziah(turut berduka) dan ikut bersedih bersamanya.
- Sanjung dan pujilah kebaikan dan keistimewaan orang yang
kita hasad dengki itu di belakangnya dan kalau ada kesalahan
dan keburukannya kita rahsiakan.
- Selalu datang dan berilah hadiah kepada orang yang kita
dengki itu.
- Kalau ada orang mencuba menjatuhkan orang yang kita dengki
itu, kita mesti membelanya. Jangan melayani orang atau
syaitan yang hendak merosakkan mujahadah kita.
- Berdoalah pada Allah SWT agar memudahkan kita mengubati
penyakit dengki yang ada dalam diri kita itu.
Ingatlah selalu firman-Nya:
Terjemahannya: Dan mereka yang bermujahadah pada jalan Kami niscaya Kami tunjukkan jalan-jalan Kami itu.
(Al Ankabut: 69)
Timbulnya hasad dengki kita pada seseorang adalah kerana orang itu mempunyai keistimewaan dan kelebihan yang lebih daripada apa yang ada pada diri kita. Bila kita terasa orang itu telah mengalahkan kita dalam perjuangan atau perlombaan maka datanglah rasa dengki itu. Sebaliknya tidak akan terjadi begitu, kalau kita beriman dengan Allah, yakin akan keadilan-Nya mengatur pemberian kepada hamba-hamba-Nya, kita tidak akan merasa dengki lagi.
Firman Allah:
Terjemahannya: Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikurniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.
(An Nisa’: 32)
Allah yang melebihkan dan mengurangkan pemberian-Nya kepada seseorang. Dan Allah Maha Adil atas pemberian yang lebih dan kurang itu. Dia bermaksud menguji kita. Siapa yang sedar bahwa dirinya adalah hamba, ia akan senantiasa bersyukur pada nikmat yang diperoleh, redha dengan takdir dan sabar menghadapi ujian.
Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
Terjemahannya: Barangsiapa tidak redha terhadap takdir yang terjadi dan tidak sabar terhadap bala (cubaan) dari-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.
(Riwayat: At Tabrani)
Dalam Al Quran Allah berfirman:
Terjemahannya: Dialah yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu siapa antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(Al Mulk: 2)
Itulah maksud Allah menjadikan hidup yang sementara.
Firman-Nya lagi:
Terjemahannya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setitis mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
(Al Insan: 2)
Kalau Allah melebihkan seseorang dari kita, ertinya Allah mahu menguji apakah kita sabar dan redha dengan kekurangan yang Allah takdirkan. Dan kalau Allah melebihkan kita daripada seseorang, ertinya Allah mahu menguji kita, apakah kita bersyukur terhadap nikmat itu atau sebaliknya sombong, bongkak, dan lupa diri sebagai hamba Allah. Kalau begitu mengapa hasad dengki? Kalau kita masih hasad dengki ertinya kita tidak redha dengan Allah. Kita tidak senang dengan peraturan-Nya dan tidak menerima kehendak-Nya. Sebab itu orang yang hasad dengki bukan saja bermusuhan dengan orang lain tetapi juga bermusuhan dengan Allah. Biadab dengan manusia dan biadab dengan Allah maka layaklah menjadi ahli Neraka.
Ulasan
Catat Ulasan