Abuya pernah mengirim pelajarnya seramai 12 orang ke pondok pengajian kampung pisang Kupang Baling Kedah. 6 orang pelajar lelaki dan 6 orang perempuan. Dipondok tersebut kami belajar kitab kuning pada tahun 1973. Diantara mereka 3 orang adalah anak-anak Abuya sendiri.
Dibawah diperkenalkan sedikit isi kandungan kitab kuning yang bertajuk "Majmuk Muhimmaatul-Mutun".Matan-matan tersebut ialah, Mutun at tauhid, Mutun al Madih, Mutun al Faraid, mutun al mustalah, mutun al asanid wal Usul, mutun at tajwid, mutun al Ulum, mutun ar Rasam, mutun al miqat,murun al mantiq wal Hikmah, mutun albahsu wal munazarah, mutun an Nahwi wal Sarfi,mutun al bayan wal al Adab dan mutun al Arud wal qawafi.
Kitab Akidah As-Sanusiyah Adalah salah satu kitab yang di karang oleh sayyidi muhammad abn yusuf as-sanusi, yang membahas tentang tauhid dasar. Sanusiyah, secara bahasa adalah Pengetahuan bahwa sesuatu itu satu. Secara syara’ adalah Pengetahuan untuk boleh menguasai penetapan aqidah-aqidah agama, yang didapat dari dalil-dalilnya yang bersifat keyakinan
Kitab Sanusiyah ini adalah: kitab tauhid asas yang di susun oleh Syekh Muhammad Ibnu Yusuf As-Sanusi (w.895 h) Matan Sanusiyah dikenal juga dengan nama Ummul Barahin . di dalamnya dijelaskan mengenai asas tauhid Al asy'ariah yang perlu diketahui oleh unat Islam yang baru memulai belajar Aqidah Islam.
Pembahasannya sangat sederhana dan ringkas berkaitan dengan matan ini Dar Al kutub al-islamiyah menerbitkan 3 buah kitab antara lain syarah as-sanusiyah yang mengandungi Hasiah Syekh Al-Bajuri atas Matan Syarah Ummul barohin yang ditulis oleh Syeikh Sanusi sendiri dan Hasiyah syarqowi 'ala Syarah Hud hudi Karya Syekh Abdullah Az syarqawi.
Keutamaan Kitab Sanusiyah adalah merupakan ilmu syara’ yang paling mulia, karena berhubungan dengan Allah dan Rasulnya serta yang bersangkut paut dan berkaitan dengan itu semua.
Muqoddimah
MATAN SANUSIYYAH
(Tentang Ilmu Tauhid)
MUQODDIMAH ILMU TAUHID
1.Definisinya, secara bahasa adalah Pengetahuan bahwa sesuatu itu satu. Secara syara’ adalah Pengetahuan untuk boleh menguasai penetapan aqidah-aqidah agama, yang didapat dari dalil-dalilnya yang bersifat keyakinan.
2.Objek kajiannya adalah Dzat Allah dan Dzat rasul-rasul-Nya (tentang hal-hal yang wajib, mustahil dan jaiz), hal-hal yang mungkin/mumkin sebagai perantara untuk menuju keyakinan adanya pencipta, dan hal-hal yang didengar/sam’iyyat/riwayat-riwayat (tentang keyakinan akan hal-hal itu).
3.Natijah bekajar ilmu tauhid adalahMa’rifatulloh (mengetahui Allah) dengan bukti- bukti pasti, dan beruntung dengan kebahagiaan abadi.
4.Keutamaannya adalah merupakan ilmu syara’ yang paling mulia, karena berhubungan dengan Dzat Allah dan rasul-rasul-Nya, serta yang berkaitan dengan itu semua. 5.Pelopor pembuat ilmu tauhid : Abu Hasan Al-Asy’ariy (Bashroh, 874-935 M) dan Abu Mansur Al-Maturidiy (Samarkand, wafat 944 M).
6.Hukum mempelajarinya : wajib ‘ain bagi setiap orang mukallaf, lelaki maupun perempuan.
7.Masalah-masalahnya : Aturan-aturan atau hukum yang membahas hal-hal yang yang wajib, mustahil dan jaiz.
Matan Sanusiyyah
Hukum Aqly
Hukum secara akal teringkas jadi tiga :
1.Wujub. Wajib adalah sesuatu yangketiadaannya tidak tergambar (tak bisa diterima) oleh akal, misal manusia itu pasti akan mati, akal tidak menerima adanya manusia yang tidak akan mati alias abadi.
2.Istikhalah. Mustahil adalah sesuatu yang adanya itu tidak tergambar oleh akal, misal mustahil manusia akan hidup terus, akal tidak menerima adanya manusia yang hidup terus.
3.Jawaz. Jaiz adalah sesuatu yang ada dan tidak adanya, itu sah/benar menurut akal, misal manusia itu bisa berumur 82 tahun, adanya manusia yang umurnya mencapai 82 tahun, atau tidak berumur 82 tahun, itu boleh diterima oleh akal.
Ulasan
Catat Ulasan