BALASAN KEPADA
KAUM YANG ENGKAR.
Jauh di daerah tandus dan padang pasir di Jordan terdapat sebuah bangunan yang hebat dan indah.Mungkin kita pernah mendengar sebuah kota atau bangunan yang bernama Petra. Seperti yang dituliskan sejarah, bangunan ini adalah milik Kaum Tsamud yang bentuknya berupa gunung-gunung batu yang dipahat dengan sangat cantik.
Ingatlah ketika Kaum ‘Aad yang tidak mengindahkan seruan Nabi Hud as, bahkan malah mencebir dan mengatakan utusan Allah itu kurang akal alias gila. Mereka lupa bahwa Allah pernah menghukum kaum sebelumnya (kaum Nuh). Dikeranakan mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka ditumpaskan kaum ‘Aad hingga luluh-lantak.
Nabi Saleh as pun kembali ditentang kaumnya yang menyembelih unta betina, bahkan mereka malah menantang utusan Allah itu agar segera menurunkan azab. Maka turunlah azab berupa gempa dengan segera. Dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dimana kaki mereka berpijak.
Nabi Saleh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat.” (QS. Al A’raaf:79).
Ujian paling hebat juga menimpa Nabi Musa as yang tak bosan-bosannya mengingatkan Fir’aun yang congkak dan mendustakan ayat-ayat Allah. Sekalipun berbagai mukjizat diberikan kepada Musa untuk meyakinkan Firaun agar segera beriman, mulai dari tongkat yang menjadi ular besar, kemarau panjang dan kekurangan buah-buahan, tapi tetap saja tak membuat Firaun beriman. Musa as malah dituding sebagai ahli sihir.
Ditambah lagi, Allah kirimkan angin taufan, belalang, kutu, katak dan air yang berubah menjadi darah sebagai bukti yang jelas, dan itu semua tidak menyadarkan Firaun, justru kian bertambah kesombongannya. Puncak dari keingkarannya, menyebabkan Allah menghukum Firaun dan pengikutnya dengan menenggelamkan mereka hingga ke dasar laut.
Terlalu banyak kemunkaran yang dilakukan oleh Bani Israil, hingga Allah harus menceritakan kisah ini di dalam Al Qur’an dengan panjang lebarnya dan sejelas-jelasnya. Penjelasan itu tak lain, agar manusia mau mengambil pelajaran dari umat terdahulu yang pernah diazab Allah SWT dikeranakan tidak mau beriman.
“Dan (ingatlah) ketika suatu kaum diantara mereka berkata: Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa” (Qs. Al-A’raf 164).
Terlalu bodoh untuk tidak mengerti ketika Allah berulangkali menjelaskan balasan atau hukuman bagi orang-orang yang tidak mau beriman, fasik, dan mengabaikan hukum-hukum-Nya. Sampai-sampai Nabi Musa AS berdoa seperti ini: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau. Sungguh Engkau Maha Penyayang diantara para penyayang.”
Inginkah kita dibinasakan Allah SWT untuk kesekian kalinya. Tentu kita tidak mau. Maka, jangan pernah membuat tuhan-tuhan tandingan dengan menyekutukan-Nya.
KAUM YANG ENGKAR.
Jauh di daerah tandus dan padang pasir di Jordan terdapat sebuah bangunan yang hebat dan indah.Mungkin kita pernah mendengar sebuah kota atau bangunan yang bernama Petra. Seperti yang dituliskan sejarah, bangunan ini adalah milik Kaum Tsamud yang bentuknya berupa gunung-gunung batu yang dipahat dengan sangat cantik.
Ingatlah ketika Kaum ‘Aad yang tidak mengindahkan seruan Nabi Hud as, bahkan malah mencebir dan mengatakan utusan Allah itu kurang akal alias gila. Mereka lupa bahwa Allah pernah menghukum kaum sebelumnya (kaum Nuh). Dikeranakan mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka ditumpaskan kaum ‘Aad hingga luluh-lantak.
Nabi Saleh as pun kembali ditentang kaumnya yang menyembelih unta betina, bahkan mereka malah menantang utusan Allah itu agar segera menurunkan azab. Maka turunlah azab berupa gempa dengan segera. Dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan dimana kaki mereka berpijak.
Nabi Saleh berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat.” (QS. Al A’raaf:79).
Ujian paling hebat juga menimpa Nabi Musa as yang tak bosan-bosannya mengingatkan Fir’aun yang congkak dan mendustakan ayat-ayat Allah. Sekalipun berbagai mukjizat diberikan kepada Musa untuk meyakinkan Firaun agar segera beriman, mulai dari tongkat yang menjadi ular besar, kemarau panjang dan kekurangan buah-buahan, tapi tetap saja tak membuat Firaun beriman. Musa as malah dituding sebagai ahli sihir.
Ditambah lagi, Allah kirimkan angin taufan, belalang, kutu, katak dan air yang berubah menjadi darah sebagai bukti yang jelas, dan itu semua tidak menyadarkan Firaun, justru kian bertambah kesombongannya. Puncak dari keingkarannya, menyebabkan Allah menghukum Firaun dan pengikutnya dengan menenggelamkan mereka hingga ke dasar laut.
Terlalu banyak kemunkaran yang dilakukan oleh Bani Israil, hingga Allah harus menceritakan kisah ini di dalam Al Qur’an dengan panjang lebarnya dan sejelas-jelasnya. Penjelasan itu tak lain, agar manusia mau mengambil pelajaran dari umat terdahulu yang pernah diazab Allah SWT dikeranakan tidak mau beriman.
“Dan (ingatlah) ketika suatu kaum diantara mereka berkata: Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggungjawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa” (Qs. Al-A’raf 164).
Terlalu bodoh untuk tidak mengerti ketika Allah berulangkali menjelaskan balasan atau hukuman bagi orang-orang yang tidak mau beriman, fasik, dan mengabaikan hukum-hukum-Nya. Sampai-sampai Nabi Musa AS berdoa seperti ini: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau. Sungguh Engkau Maha Penyayang diantara para penyayang.”
Inginkah kita dibinasakan Allah SWT untuk kesekian kalinya. Tentu kita tidak mau. Maka, jangan pernah membuat tuhan-tuhan tandingan dengan menyekutukan-Nya.
Ulasan
Catat Ulasan