NEGARA ROM DALAM QUR'AN.
الم غُلِبَتِ الرُّومُ فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ فِي بِضْعِ سِنِينَ ۗ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ ۚ وَيَومئذ يفرح المؤمنون بِنَصْرِ اللَّهِ ۚ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
1. Alif laam Miim
2. Telah dikalahkan bangsa Rumawi,
3. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang
4. Dalam beberapa tahun lagi, bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
5. Kerana pertolongan Allah. dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.
(Ar-Ruum: 1-5)
2. Telah dikalahkan bangsa Rumawi,
3. Di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang
4. Dalam beberapa tahun lagi, bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
5. Kerana pertolongan Allah. dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.
(Ar-Ruum: 1-5)
ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah Kerana
dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.
dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.
Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad.
Kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan Hanya buatan Muhammad SAW semata-mata, Maka cubalah mereka buat semacam Al Quran itu. Maksud nya Rumawi timur yang
berpusat di Konstantinopel.
Maksudnya: terdekat ke negeri Arab iaitu Syria dan Palestin sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.
berpusat di Konstantinopel.
Maksudnya: terdekat ke negeri Arab iaitu Syria dan Palestin sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.
Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). kedua bangsa itu saling perang memerangi. ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, Maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira.
Kerana berpihak kepada orang musyrikin Persia. sedang kaum muslimin berduka cita kerananya. Kemudian turunlah ayat Ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. hal itu benar-benar terjadi. beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran nabi Muhammad s.a.w. sebagai nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.
Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang bersumber dari Abu Sa’id. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Mas’ud, bahwa bersamaan dengan terjadinya perang Badr, bangsa Romawi (Nasrani) berhasil mengalahkan Persia (Majusi). Kaum Muslimin merasa kagum dan gembira akan kemenangan tersebut. Maka turunlah ayat ini (Ar-Ruum: 1-5) berkenaan dengan peristiwa tersebut –dengan catatan, kata ghulibat (artinya: dikalahkan) dibaca ghalabat (mengalahkan/menang).
Menurut at-Tarmidzi, hadits ini gharib. Hadits ini menunjukkan bahwa ayat tersebut (ar-Ruum: 1-5) adalah Madaniyah. Bandingkan dengan hadits selanjutnya, yang menunjukkan bahwa ayat tersebut adalah Makiyyah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Syihab. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Ikrimah, Yahya bin Ya’mar, dan Qatadah, bahwa ketika kaum Muslimin belum hijrah ke Madinah, kaum musyrikin berkata dengan berapi-api: “Kami tahu bahwa orang-orang Romawi (ahli kitab yang percaya kepada Nabi Isa a.s) telah dikalahkan oleh kaum Majusi (penyembah api). Dan kalian menganggap akan mengalahkan kami dengan alasan kalian beriman kepada kitab yang diturunkan kepada Nabi kalian. Bagaimana pandangan kalian sekarang, setelah kaum Majusi mengalahkan Romawi, padahal mereka itu (Romawi) itu ahli kitab. Karenanya kamipun pasti dapat mengalahkan kalian sebagaimana Persia mengalahkan Romawi.” Maka turunlah ayat ini (ar-Ruum: 1-5) yang menegaskan bahwa setelah kekalahan itu, bangsa Romawi akan menang.
Ketika riwayat pertama, yang menyebutkan bacaan ghalabat (dengan fathah, artnya: mengalahkan/ menang) menegaskan bahwa ayat tersebut turun pada saat negara Romawi unggul bersama dengan unggulnya kaum Muslimin pada perang Badr. Sedangkan riwayat kedua, yang menyebutkan bahwa bacaan ghulibat (dengan domah, artinya: dikalahkan), menegaskan bahwa ayat tersebut mengandung arti: “Persia menang atas Romawi, dan akan dikalahkan oleh kaum Muslimin.”
Berdasarkan hal di atas, kedua riwayat itu dapat dibenarkan. Namun kalau tidak diartikan demikian, maka kedua riwayat itu tidak mempunyai arti yang penting.
27. “Dan dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, Kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(ar-Ruum: 27)
(ar-Ruum: 27)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa kaum kafir merasa aneh mendengar Allah akan menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Maka turunlah ayat ini (ar-Ruum: 27) yang mengingatkan ihwal penciptaan makhluk pada pertama kali, yang justru lebih sukar daripada menghidupkan yang mati.
28. “Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang Telah kami berikan kepadamu; Maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.”
(ar-Ruum: 28)
(ar-Ruum: 28)
Diriwayatkan oleh ath-Thabarani yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Diriwayatkan oleh Juwaibir dari Dawud bin Abi Hind, dari Abu Ja’far Muhammad bin ‘Ali, yang bersumber dari bapaknya, bahwa ahli syirik bertalbiyah dengan ucapan, “Allaahumma labbaika lbbaika laa syariika laka illaa syriikan huwa laka tamlikuhu wa maa malak (Ya Allah , aku menyambut panggilan-MU, aku menyambut panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, kecuali satu sekutu yang dimiliki oleh-Mu dan oleh sekutu itu). Maka turunlah ayat ini sebagai teguran atas kemusyrikan mereka.
Ulasan
Catat Ulasan