PERISTIWA KARBALA IRAQ MENURUT AHLUS SUNNAH.
Karbala adalah kota di Irak, jaraknya sekitar 100 km sebelah barat daya Bagdad pada 32°36′59.07″LU,44°01′55.95″BT. Penduduknya berjumlah 572.300 jiwa (2003). Karbala merupakan ibu kota Provinsi Al Karbala. Kaum Syi'ah menganggap Karbala sebagai salah satu tempat suci, di bawah
Lokasi Karbala di Irak.
Karbala merupakan salah satu kota terkaya di Irak. Sumber devisanya berasal dari pengunjung yang beribadah dan produk pangan, terutama kurma. Secara administratif, Karbala terbagi menjadi dua distrik, "Karbala Tua", pusat agama, dan "Karbala Baru", daerah perumahan di mana terdapat sekolah Islam dan bangunan pemerintah. Di pusat kota tua terdapat Mashad al-Husain, makam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad. Makam Husain adalah tempat ziarah bagi kaum Syi'ah, terutama pada perayaan mengenang pertempuran Hari Asyura. Banyak peziarah lansia mengunjungi makam itu semata-mata untuk menunggu ajal, karena makam itu dipercayai sebagai salah satu gerbang menuju surga. Lokasi lain yang dikunjungi kaum Syi'ah ialah al-Makhayam, dahulu dipercayai sebagai tempat kamp Husain, di mana keberanian Husain dan pengikutnya diperingati secara umum. Kaitannya yang erat dengan Syi'ah Islam menjadikan Karbala sebagai pusat instruksi dan penyebaran keagamaan; dia mempunyai sedikitnya 100 masjid dan 23 madrasah, di antaranya milik ulama terkenal, Ibnu Fahid, yang dibangun 440 tahun lalu.
Pembangunan kota Karbala dipengaruhi kuat oleh kaum Persia ( Iran ) yang telah lama menjadi mayoritas penduduk (75% dari populasi Karbala hingga awal abad ke-20). Keluarga Kammuna, saudara Shah Iran, menjadi penjaga makam itu selama bertahun-tahun dan menjadi penguasa Karbala hingga ia jatuh ke tangan Britain tahun 1915. Hubungan Karbala dengan tradisi agama kaum Syi'ah menimbulkan kecurigaan di pihak pemerintah Iraq kaum Sunni. Selama pemerintahan Saddam Hussein, perayaan keagamaan Syi'ah dilarang dan banyak kaum Syiah non-Irak yang tidak diizinkan mengunjungi Karbala. Pada 1991, Karbala rusak parah dan banyak orang tewas ketika sebuah pemberontakan oleh kaum Syi'ah setempat ditumpas oleh Saddam. Ziarah tahun 2004 adalah yang terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir dengan lebih dari satu juta orang mengikutinya. Namun, serangan bom pada 21 Maret 2004, dikenal dengan Pembunuhan Massal Asyura, menodai ziarah itu walaupun pengamanan ketat diberlakukan di Karbala.
Golongan Ahlussunnah wal Jama’ah yang tidak selari dengan pendapat golongan pertama, iaitu syiah juga tidak dengan pendapat golongan kedua iaitu khawarij. Mereka mengatakan bahwa Husain Radhiyallahu ‘anhuma terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan mati syahid. Inilah keyakinan Ahlussunnah wal Jama’ah, yang selalu berada di tengah antara dua kelompok.Ahlussunnah mengatakan Husain Radhiyallahu ‘anhuma bukanlah pemberontak.
Sebab, kedatangannya ke Irak bukan untuk memberontak. Seandainya mahu memberontak, beliau Radhiyallahu ‘anhuma boleh mengerahkan dan menggerakkan penduduk Mekah dan sekitarnya yang sangat menghormati dan menghargai beliau Radhiyallahu ‘anhuma. Kerana, saat beliau Radhiyallahu ‘anhuma di Mekah, kewibaannya mengalahkan wibawa para Sahabat lain yang masih hidup pada masa itu di Mekkah.
Beliau Radhiyallahu ‘anhuma seorang alim dan ahli ibadah. Para Sahabat sangat mencintai dan menghormatinya. Karena beliaulah Ahli Bait yang paling besar.Jadi Husain Radhiyallahu ‘anhuma sama sekali bukan pemberontak. Oleh karena itu, ketika dalam perjalanannya menuju Irak dan mendengar sepupunya Muslim bin ‘Aqîl dibunuh di Irak, beliau Radhiyallahu ‘anhuma berniat untuk kembali ke Mekkah. Akan tetapi, beliau Radhiyallahu ‘anhuma ditahan dan dipaksa oleh penduduk Irak untuk berhadapan dengan pasukan ‘Ubaidullah bin Ziyâd. Akhirnya, beliau Radhiyallahu ‘anhuma tewas terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan mati syahid.
Sejarah telah memaparkan kepada kita bagaimana Allah SWT memusnahkan penduduk sebuah daerah atau kampug. Perkara ini telah Allah ceritakan di dalam Al Quran.
Firman Allah:
وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَٰرَىٰ تَهْتَدُوا۟ ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِۦمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ﴿١٣٥﴾
"Dan mereka (kaum Yahudi dan Nasrani) berkata: "Jadilah kamu pemeluk ugama Yahudi atau pemeluk ugama Nasrani, nescaya kamu akan mendapat petunjuk". Katakanlah (wahai Muhammad: "Kami orang-orang Islam tidak akan menurut apa yang kamu katakan itu) bahkan kami mengikut ugama Nabi Ibrahim yang tetap di atas dasar Tauhid, dan bukanlah ia dari orang-orang musyrik".
(Al Baqarah 2:135).
Bagaimana 'API MAJUSI yang ribuan tahun usianya tiba-tiba padam. Begitulah kuasa Tuhan bila masanya Allah bertindak semua terkejut. Allah ada cara untuk beri laluan dan Allah hendak menangkan kebenaran Islam. Di era kebangkitan Islam kali kedua kita menyaksikan bagaimana Allah SWT memusnahkan penduduk sebuah negara di zaman moden dan teknologi ini. Kita melihat langsung kejadian bagaimana negara Israel Allah bakar dan musnahkan. Mereka terkejut dan dunia sejagat juga terkejut.
Syiah melalui pemerintahan Raja Shah Iran syiah yang kejam telah digulingkan oleh rakyatnya sendiri yang juga berpegang dengan syiah. Ketika rakyat berkuasa di ketuai oleh ulama Syiah juga terpaksa berdepan dengan pengaruh Wahabi. Sekarang dunia sedang menyaksikan pertembungan antara Rafidah ( Syiah ) dengan Mubtadiah yang di terajui oleh kerajaan Arab Saudi. Ertinya Tuhan laga-lagakan antara syiah dengan Wahabi. Contoh peperangan yang sedang berlaku di Syria adalah bertembungan antara Syiah (Syria ) dengan Wahabi ( Arab Saudi ).
Ulasan
Catat Ulasan