XPDC TRADISI SALAF SOLEH
Mengembara, bermusafir, atau berXPDC bukanlah asing bagi umat Islam. Terutamanya bagi umat Islam yang ada pengalaman menunaikan haji dan umrah.
Begitu juga mereka yang
Begitu juga mereka yang
menuntut ilmu mengembara merupakan suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh pencari ilmu.
Hampir seluruh ulama Islam pernah musafir, mengembara,
dari satu kota ke kota lain
untuk menuntut ilmu.
Umat Islam dari serata dunia datang ke Arab Saudi untuk menunaikan haji atau umrah.
Kini berpeluang berkunjung ke jabal magnet menyaksi kan kebesaran Tuhan.
Kini berpeluang berkunjung ke jabal magnet menyaksi kan kebesaran Tuhan.
Negara Arab Saudi (Saudi Arabia) – Arab Saudi atau Saudi Arabia adalah salah satu negara penghasil dan pengeksport minyak terbesar di Dunia yang berada
di kawasan Asia Barat Daya
(kawasan Tengah).
Ini juga merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW.
Baginda selalu membawa para sahabat berekspidisi dari tempat ke tempat, walaupun ianya dilakukan sekitar bandar Madinah.
Di dalam xpdc bersama sahabat, disitulah berlakunya pengisian dan perkongsian ilmu serta peluang baginda menyampaikan wahyu.
Ladang kurma Abdul Rahman bin Auf sahabat Nabi SAW dekat jabal Baida' atau Jabal Magnet. JABAL Magnet kian populer di Arab Saudi.
Tempat ini menjadi favorit bagi para jamaah haji mahupun umrah terutama dari Asia. Orang-orang takjub akan berbagai fenomena keadaan yang terjadi di Jabal Magnet, salah satunya kenderaan yang boleh bergerak sendiri.
Bukit bermagnet. Bukit tersebut terletak di Lembah Jin, lebih kurang 30km hingga 40km daripada Kota Madinah. Fenomena tersebut antara lain mampu menyebabkan kereta mahupun bas akan ditarik kembali secara misteri ke Madinah.
Kekuatan tarikan tersebut mampu membuatkan kereta dan bas bergerak selaju 100km/j sehingga 120km/j dalam berkeadaan gear neutral.Jabal Magnet (Magnetic Hill) terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah. Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah dipenuhi sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. 10 kilometer menjelang Jabal Magnet, ada sebuah danau buatan yang besar. Gunung Magnet didominasi warna hitam dan merah bata.
Di Jabal Magnet jarum penunjuk kompas tidak berfungsi sebagaimana biasanya. Arah utara-selatan menjadi kacau. Selain itu, telepon seluler boleh kehilangan singnal bahkan rusak di lokasi itu.
Masyarakat tempatan menyebutnya ‘Manthiqa Baidha,’ yang berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet. Daya dorong dan daya tarik magnet di berbagai bukit di sebelah kiri dan kanan jalan, membuat kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, kecepatannya perlahan-lahan turun menjadi 5 kilo meter per jam.
Jabal Magnet yang menjadi kawasan pelancungan penduduk Madinah awalnya ditemukan oleh orang suku Badwi. Saat itu seorang Arab Badwi menghentikan mobilnya kerana ingin buang air kecil. Namun kerana sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil tanpa memasang rem tangan.
Ketika sedang melakukan hajatnya, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. Ia berusaha mengejar, tapi tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melencong ke tumpukan pasir di samping jalan.
Saat musim haji, banyak jamaah yang menyambanginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi kemudahan pelancong lainnya. Ada tanda-tanda penunjuk untuk pengunjung, ada mobil mini yang boleh disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Secara geologi, fenomena Jabal Magnet boleh dijelaskan dengan logik. Kerana, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas
Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun.
Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun.
(Jabal Magnet)
Kawasan itu berupa endapan lava “alkali basaltik” (theolitic basalt) seluas 180 ribu km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam).
Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zon rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai “Makkah-Madinah-Nufud volcanic line.”
Ulasan
Catat Ulasan