( Istana Hamra di bukit ).
( Air pancut depan istana )
( Patung mengeluarkan air setiap kali masuk waktu solat)
( Air pancut yang boleh dikawal )
BERAKHIR EMPAYAR ISLAM
Pada tahun 1986, XPDC yang
di pimpin oleh Abuya Imam Ashaari Muhammad At Tamimi membimbing XPDC.Penulis salah seorang peserta dalam XPDC itu.
Sepanjang permusafiran
peserta di berikan ilmu dan panduan. Terutamanya ketika berpeluang berkunjung
ke bekas Empayar Islam di Eropah. Iaitu kota Cordoba
merupakan benteng akhir
umat Islam di Eropah. Mari kita mengimbau kembali sejarah empayar Islam itu.
di pimpin oleh Abuya Imam Ashaari Muhammad At Tamimi membimbing XPDC.Penulis salah seorang peserta dalam XPDC itu.
Sepanjang permusafiran
peserta di berikan ilmu dan panduan. Terutamanya ketika berpeluang berkunjung
ke bekas Empayar Islam di Eropah. Iaitu kota Cordoba
merupakan benteng akhir
umat Islam di Eropah. Mari kita mengimbau kembali sejarah empayar Islam itu.
Pada tahun 711 M, umat Islam mulai memasuki semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal sekarang). Dengan misi mengakhiri kekuasaan tiran, Raja Roderick. Umat Islam di bawah kepemimpinan Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan yang memisahkan Maroko dan daratan Spanyol.
Tujuh tahun kemudian, sebagian besar wilayah semenanjung Iberia (Andalusia) berhasil diduduki
oleh umat Islam. Empayar
tersebut berlanjut
selama lebih dari 700 tahun.
Pada tahun 900-an M,
Islam mencapai puncak kejayaannya di tanah
Andalusia.
tersebut berlanjut
selama lebih dari 700 tahun.
Pada tahun 900-an M,
Islam mencapai puncak kejayaannya di tanah
Andalusia.
Lebih dari 5 juta muslim tinggal di daerah tersebut, dengan prosentase mencapai 80% penduduk.
Kerajaan yang kuat kala itu, Dinasti Umayah II menjadi penguasa tunggal di daerah tersebut dan menjadi kerajaan yang paling maju dan paling stabil kondisi sosialnya di daratan Eropah.
Kerajaan yang kuat kala itu, Dinasti Umayah II menjadi penguasa tunggal di daerah tersebut dan menjadi kerajaan yang paling maju dan paling stabil kondisi sosialnya di daratan Eropah.
Granada di bawah kekuasaan Islam saat itu merupakan kota yang bersinar terang karena kemilau cahaya kemajuan ilmu pengetahuan ketika kota-kota besar lain di Eropah masih terkungkung dengan kegelapan. Namun, masa keemasan sosial dan politik ini tidaklah abadi.
Pada tahun 1000-an M, kerajaan Andalusia ini runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang disebut thaifah. Satu Persatu thaifah jatuh oleh kerajaan Kristen Eropah. Dimulai dari tahun 1000-an hingga 1200-an, kota-kota utama semisal Cordoba, Sevilla, Toledo bergiliran dikuasai, dan hanya menyisakan Granada.
Pada era tersebut, tahun 1200-an, Granada sempat berhasil menghindarkan diri dari penaklukkan kerajaan-kerajaan Eropah. Setelah jatuhnya kota Cordoba, Granada menyepakati perjanjian dengan Kerajaan Castile, salah satu kerajaan Kristen yang terkuat di Eropah
Perjanjian tersebut berisikan kesediaan dan ketundukan Granada dengan membayar upeti berupa emas kepada Kerajaan Castile setiap tahunnya.Timbal baliknya, Castile menjamin kebebasan Granada dalam urusan dalam negeri mereka dan lepas dari ancaman invasi Castile.
Selain membayar upeti, faktor lain yang membantu Granada terhindar dari penklukkaan adalah letak geografisnya. Kerajaan ini terletak di kaki pegunungan Sierra Nevada yang menjadi benteng alami melindungi kerajaan dari invasi pihak-pihak luar.
Selama lebih dari 250 tahun, Granada tetap tunduk kepada Castile dengan membayar upeti. Namun, dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan Kristen yang tidak bersahabat tetap saja membuat Granada dalam keadaan terancam.
Mereka tidak pernah aman dari ancaman penaklukkan.
Suratan takdir tentang keruntuhan Granada pun dimulai, ketika Raja Ferdinand dari Aragon menikah dengan Puteri Isabella dari Castile.
Suratan takdir tentang keruntuhan Granada pun dimulai, ketika Raja Ferdinand dari Aragon menikah dengan Puteri Isabella dari Castile.
Pernikahan ini menyatukan dua kerajaan terkuat di semenanjung Iberia yang mencantum cita-cita yang satu, menaklukkan Granada dan menghapus jejak-jejak Islam di benua biru. Pada tahun 1491, Granada dikepung oleh pasukan-pasukan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella.
Dari menara istananya, Sultan Muhammad melihat pasukan Kristen dalam jumlah yang besar telah mengepung dan bersiap menyerang Granada.
Sultan Muhammad pun dipaksa untuk menandatangani surat penyerahan Granada kepada pasukan sekutu Kristen. Peristiwa ini terjadi pada November 1491.
Pada tanggal 2 Januari 1492, pasukan Kristen memasuki Kota Granada.Pasukan-pasukan ini memasuki istana Alhambra, mereka memasang bendera-bendera dan simbol-simbol kerajaan Kristen Eropah di dinding-dinding istana sebagai tanda kemenangan, dan di menara tertinggi istana Alhambra mereka pancangkan bendera salib agar rakyat Granada mengetahui siapa penguasa mereka sekarang.
Keadaan saat itu benar-benar mencekam, rakyat muslim Granada tidak berani keluar dari rumah-rumah mereka dan jalanan pun lengang dari hiruk pikuk manusia. Umat Islam hanya punya dua pilihan: masuk Kristen atau dibunuh.Tepat solat isya', pada malam 2 Januari 1492 M, di menara masjid Bayazin Granada inilah untuk terakhir kalinya azan
di kumandangkan secara lantang di bumi Andalusia.
di kumandangkan secara lantang di bumi Andalusia.
Itulah akhir dari peradaban Islam di Spanyol yang telah berlangsung lebih dari tujuh abad lamanya.
Cahaya Islam menghilang dari daratan tersebut dengan terusir dan tewasnya umat Islam di
sana kemudian diganti dengan pendatang-pendatang Kristen yang menempati wilayah tersebut.
Pengajaran besar yang kita dapat ambil iaitu apabila umat Islam sudah cinta Islam dan takut mati,
Allah berlepas diri dari umat Islam.
Akhirnya umat Islam sudah tidak ada jaminan dari Allah.
Ulasan
Catat Ulasan