Pejuang Islam ibarat payung, melindungi manusia daripada hujan dan panas. Rasulullah itu
manusia yang paling hampir dan paling dikasihi dan disayangi oleh Allah SWT. Kalau nabi Musa digelar Kalamullah (berkata-kata dengan Tuhan). Nabi Ibrahim digelar Khalilullah atau (sahabat Allah SWT). Rasulullah SAW pula digelar
Habibullah iaitu kekasih Allah
SWT.
Habibullah iaitu kekasih Allah
SWT.
Rasulullah menanam semangat dan perasaan cinta akan sesama manusia terutamanya umat Islam untuk mengikis penyakit terlalu cinta diri sendiri, keluarga atau kawan-kawan sendiri. Lahirlah perpaduan dan ukhwah. Hiduplah mereka dalam berkasih sayang, bertolong bantu antara satu sama lain.
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga dia mencintai diri saudara-saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri" "Sebaik-baik manusia ialah manusia yang banyak berkhidmat kepada manusia yang lain"
"Barang siapa yang menunaikan hajat saudara lain, Tuhan akan tunaikan padanya 70 hajat"
Terjalin perasaan ghairah apabila menolong orang lain. Lahir perasaan kasih sayang pada orang lain. Mereka dapat merasakan nasib orang lain seperti nasib mereka sendiri, kesenangan orang lain seperti kesenangan sendiri, kesusahan orang lain seperti kesusahan sendiri, darah orang lain seperti darah sendiri, nyawa orang lain seperti nyawa sendiri.
Rasulullah SAW menanam dan menyuburkan kasih sayang dengan tanamkan keyakinan kehidupan Akhirat.
Dunia hanya sementara, malah sebenarnya terlalu singkat jika dihitung dengan waktu hidup kita di akhirat kelak. Namun ramai yang terbuai dengan kesenangan dunia, mengejar material dan kasih sayang manusia yang tidak abadi.
Jika kita hidup berdasarkan perhitungan waktu akhirat, sebenarnya kita hidup kurang dua jam saja di dunia. Bayangkan betapa jauhnya perbezaan waktu di dunia dan akhirat! Ayat Al-Quran menjelaskan jika sehari di akhirat bersamaan seribu tahun di dunia. Susah diterima akal, tapi tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT.
“Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(QS: Al-Hajj, ayat 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(QS: As-Sajdah, ayat 5).
Betapa sebentarnya kita hidup di dunia ini. Namun banyak yang lalai dan mengabaikan urusan akhirat karena terlalu lalai dengan urusan dunia.Bahkan banyak pula yang berlumba-lumba mengumpulkan harta seolah mereka akan hidup abadi di dunia padahal hakikatnya hidup ini hanya sebentar.
Di sinilah kalau manusia
itu sedar hakikat kehidupan didunia ini hanya sementara.
Masing-masing tidak akan berbuat sia-sia. Mereka tidak
melanggar perintah Tuhan.
Mengelak daripada lakukan
kesalahan dan peka dengan
perintah dan larangan Allah.
Sepertimana disebutkan
di atas sekalipun dia raja
dan orang yang berkuasa,
berilmu dan berharta,
maka manusia itu akan
sentiasa insaf dan malu.
Mereka akan tawadhuk dan
merendah diri. Dengan itu
mereka tidak akan sombong,
megah, apatah lagi menindas
dan menzalimi orang lain.
Maka dari itu, ayuh manfaatkan masa yang singkat ini untuk beramal soleh dan beribadah untuk mendapatkan reda Allah SWT.
Ulasan
Catat Ulasan