IBNU BATTUTAH PENJELAJAH LUAR BIASA.
(Abuya menjejak tradisi orang Soleh).
Ibnu Battutah seorang yang berjiwa besar. Keimanannya
yang kental mendorongnya ingin menunaikan haji. Tepat
dengan ajaran yang ALLAH menyebutkan iman terlebih dahulu, sebagai syarat bahwa amalan yang diawali atau didorong dengan iman sajalah yang akan dinilai.Ibnu Battutah nama penuh
yang kental mendorongnya ingin menunaikan haji. Tepat
dengan ajaran yang ALLAH menyebutkan iman terlebih dahulu, sebagai syarat bahwa amalan yang diawali atau didorong dengan iman sajalah yang akan dinilai.Ibnu Battutah nama penuh
beliau ialah Abu Abdillah
Muhammad Ibn Abdillah IbnMuhammad Ibn Ibrahim al-Lawati al-Tanji
Muhammad Ibn Abdillah IbnMuhammad Ibn Ibrahim al-Lawati al-Tanji
Tokoh Muslim Sunni. Beliau
dilahirkan di Tangier, pada
24 Februari 1304 bersamaan
Rejab 704 Hijrah dan meninggal
dilahirkan di Tangier, pada
24 Februari 1304 bersamaan
Rejab 704 Hijrah dan meninggal
dunia pada tahun 779 Hijrah bersamaan 1372 Masihi. Beliau merupakan cendiakawan,
ulama Mazhab Maliki dan pernah menjadi sebagai Qadi. Ibn Battutah
terkenal sebagai penjelajah
dan pengembara serta menulis
terkenal sebagai penjelajah
dan pengembara serta menulis
mengenai pengembaraanya
selama hampir tiga puluh tahun.
( Suasana dalam Mall ).
Beliau adalah perintis
pengembaraan dunia yang
berjaya merentasi benua
Afrika dan Asia serta
menghasilkan karya penting dunia Islam yang meliputi
daerah Barat Afrika hingga
ke Pakistan, India, Maldives, Sri Lanka, AsiaTenggara dan Cina. Apa yang berlaku keatas diri tokoh ini adalah dorongan dari ayat Quran dan dorongan dari Sunnah.
pengembaraan dunia yang
berjaya merentasi benua
Afrika dan Asia serta
menghasilkan karya penting dunia Islam yang meliputi
daerah Barat Afrika hingga
ke Pakistan, India, Maldives, Sri Lanka, AsiaTenggara dan Cina. Apa yang berlaku keatas diri tokoh ini adalah dorongan dari ayat Quran dan dorongan dari Sunnah.
Rasulullah turut mengingatkan itu dengan sabda baginda :
"ALLAH tidak melihat kepada rupamu dan hartamu (gambaran lahir) tetapi DIA melihat hati kamu dan amalan kamu" [Riwayat Muslim].
( Hiasan Mall Ibnu Battutah ).
Pencapaian Ibnu Battutah yang luar biasa itu, telah disembunyikan Kerajaan Prancis ketika menjajah benua Afrika.”Aku tinggalkan Tangier, kampung halamanku, pada Kamis 2 Rajab 725 H/ 14 Jun 1325 M. Ketika itu usiaku baru 21 tahun empat bulan. Tujuanku adalah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Makkah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah,’‘
kisah IbnuBattutah Pengembara dan penjelajah Muslim terhebat di dunia membuka pengalaman perjalanan panjangnya dalam buku catatannya, Rihlah.Penulis bersama Abuya berkesempatan ziarah kampung halaman Ibnu Battutah.Iaitu tahun 1986. "Kembara membuktikan
kebenaran Al Quran". Adalah sebuah buku hasil XPDC
bersama Abuya.
bersama Abuya.
Ketika di Morocco kami mengambil berkat Ibnu Battutah dan hikmah perjalanannya, dijadikan motivasi kepada penulis. Dengan penuh kesedihan, ia meninggalkan orang tua serta sahabat sahabatnya di Tangier. Tekadnya sudah bulat untuk menunaikan rukun iman kelima. Perjalananya menuju ke Baitullah telah membawanya bermusafir dan menjelajahi dunia. Seorang diri, dia mengarungi samudera dan menjelajah daratan demi sebuah tujuan mulia.
”Kehebatan Ibnu Battutah hanya dapat dibandingkan dengan pelancong terkemuka Eropah, Marcopolo (1254 M -1324 M),”
ujar Sejarawan Brockelmann mengagumi cabaran yang dihadapi pengembara Muslim itu. Selama hampir 30 tahun, dia telah mengunjungi tiga benua mulai dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropah Selatan, Eropah Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Cina.
Perjalanan panjang dan pengembaraannya mengelilingi dunia itu mencapai 73 ribu batu atau sejauh 117 ribu kilometer. Tak hairan, apabila kehebatannya mampu melampaui sejumlah penjelajah Eropah yang diagung-agungkan Barat seperti Christopher Columbus, Vasco de Gama, dan Magellan yang mulai berlayar setelah Ibnu Battutah.
( Rumah Marcopolo ).
Sejarawan Barat, George Sarton, mencatat jarak perjalanan yang ditempuh Ibnu Battutah melebihi pencapaian Marco Polo. Tak hairan, bila Sarton geleng-geleng kepala dan mengagumi kehebatan seorang tokoh seperti Ibnu Battutah yang mampu mengarungi lauatan dan menjelajahi daratan sepanjang 73 ribu batu itu. Sebuah pencapaian yang tak ada duanya di masa itu.
Lalu siapakah sebenarnya pengembara hebat bernama Ibnu Battutah itu? Pemuda kelahiran Tangier 17 Rajab 703 H/ 25 Februari 1304 itu nama lengkapnya
Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim At-Tanji, bergelar Syamsuddin bin Battutah. Sejak kecil, Ibnu Battutah dibesarkan dalam keluarga yang taat menjaga agama Islam. Ibnu Battutah begitu tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu fikih dan sastra dan syair Arab. Kelak,
Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim At-Tanji, bergelar Syamsuddin bin Battutah. Sejak kecil, Ibnu Battutah dibesarkan dalam keluarga yang taat menjaga agama Islam. Ibnu Battutah begitu tertarik untuk mendalami ilmu-ilmu fikih dan sastra dan syair Arab. Kelak,
ilmu yang dipelajarinya semasa kecil hingga dewasa itu banyak membantunya dalam melalui perjalanan panjangnya.
Ketika Ibnu Battutah besar menjadi seorang pemuda, dunia Islam terbagi-bagi atas kerajaan-kerajaan dan dinasti. Ia sempat mengalami kejayaan Bani Marrin yang berkuasa di Morocco pada abad ke-13 dan 14 M.Latar belakang Ibnu Battutah begitu jauh berbeza bila dibandingkan Marco Polo yang seorang pedagang dan Columbus yang benar-benar seorang petualang sejati. Meski Ibnu Battutah adalah seorang teologis, sastrawan puisi, dan cendekiawan, serta humanis, namun kehebatan nya mampu mengalahkan keduanya.
Sepanjang berXPDC bersama Abuya, kami terus dapat panduan. Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi tegaskan sekali lagi bahwa, orang-orang yang beriman sudah tentu akan beramal. Tetapi orang yang beramal belum tentu benar-benar beriman. Dan orang lain yang tidak beramal sama sekali, tentu lebih lemah imannya atau tidak memiliki iman sama sekali.
Sebab itu ALLAH sering mengingatkan bahwa amalan yang akan diterima-Nya hanyalah amalan dari orang-orang yang beriman. Beberapa kota yang menjadi simbol keagungan dan dan pusat rohani pada masa itu ternyata mampu mencuri perhatian Ibnu Battutah hingga sangat besar. Bahkan ada beberapa kota yang dilintasinya, Ibnu Battutah berhenti dan mencuba bertemu dengan penguasa setempat. Statusnya sebagai seorang cendekiawan muslim membuatnya sangat dihormati oleh banyak orang. Bahkan seringnya dia menghabiskan waktu cukup lama untuk berjumpa dengan sesama cendekiawan dan ahli agama untuk memperdalam ilmu darinya.
Di antara firman-firman ALLAH yang menunjukkan demikian adalah :
"Maka siapa yang mengerjakan amal soleh, sedang ia beriman, maka usahanya itu tidak diabaikan dan sesungguhnya kami menuliskan amalan itu untuknya" [Al Anbiya : 94]
"Dan orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itu penghuni Syurga, mereka kekal di dalamnya"
[Al Baqarah : 82]
[Al Baqarah : 82]
Berdasarkan ayat-ayat itu, kita hendaknya faham atau sedar tentang pentingnya iman itu melebihi amalan-amalan yang lain. Orang yang mengaku beriman tetapi tidak mau beramal adalah penipu. Orang yang beramal tapi tidak beriman adalah tertipu. Oleh sebab itu sebaiknya bersiap-siap untuk memeriksa hati kita sendiri, apakah beriman atau tidak. Cara pemeriksaan itu hendaknya sistematik dan ilmiah, bukan mengira-ngira tanpa panduan.
Secara detail, setiap kali mengunjungi sebuah negeri atau negara, Ibnu Battutah mencatat mengenai penduduk, pemerintah, dan ulama. Ia juga mengisahkan kedukaan yang pernah dialaminya seperti ketika berhadapan dengan penjahat, hampir pingsan bersama kapal yang karam dan nyaris dihukum penggal oleh pemerintah yang zalim.Ia meninggal dunia di Morocco pada tahun 1377 M.
Secara detail, setiap kali mengunjungi sebuah negeri atau negara, Ibnu Battutah mencatat mengenai penduduk, pemerintah, dan ulama. Ia juga mengisahkan kedukaan yang pernah dialaminya seperti ketika berhadapan dengan penjahat, hampir pingsan bersama kapal yang karam dan nyaris dihukum penggal oleh pemerintah yang zalim.Ia meninggal dunia di Morocco pada tahun 1377 M.
Kisah pencapaian Ibnu Battutah yang luar biasa itu dirampas dan disembunyikan Kerajaan Prancis ketika menjajah benua Afrika. Buktinya, Barat baru mengetahui kehebatannya setelah tiga abad meninggalnya tokoh pengembara tersebut.
DARI TANGIER KE SAMUDERA PASAI.
Pengalaman yang luar biasa dan perjalanan panjang yang ditempuh Ibnu Battutah sempat membuatnya terdampar di Samudera Pasai – kerajaan Islam pertama di Nusantara pada abad ke-13 M. Ia menginjakkan kakinya di Aceh pada tahun 1345. Pengembara itu singgah di bumi Serambi Makkah selama 15 hari.
Dalam catatan perjalanan nya,Ibnu Battuta melukiskan Samudera Pasai dengan begitu indah. ”Negeri yang hijau dengan kota pelabuhannya yang besar dan indah,” tutur pengembara berdecak kagum. Kedatangan penjelajah kondang asal Moroco itu mendapat sambutan hangat dari para ulama dan pejabat Samudera Pasai.
Ia disambut oleh pemimpin Daulah, Qadi Syarif Amir Sayyid al-Syirazi, Tajudin al-Ashbahani dan ahli fiqih kesultanan. Menurut Ibnu Battutah, kala itu Samudera Pasai telah menjelma sebagai pusat studi Islam di Asia Tenggara. Penjelajah termasyhur itu juga mengagumi Sultan Mahmud Malik Al-Zahir penguasa Samudera Pasai.
”Sultan Mahmud Malik Al-Zahir adalah seorang pemimpin yang sangat mengedepankan hukum Islam. Pribadinya sangat rendah hati. Ia berangkat ke masjid untuk solat Jumaat dengan berjalan kaki. Selesai solat, sultan dan rombongan biasa berkeliling kota untuk melihat keadaan rakyatnya,” kisah Ibnu Battutah.
Menurut Ibnu Battutah, penguasa Samudera Pasai itu memiliki ghirah belajar yang tinggi untuk menuntut ilmu-ilmu Islam kepada ulama. Dia juga mencatat, pusat studi Islam yang dibangun di lingkungan kerajaan menjadi tempat diskusi antara ulama dan elit kerajaan. Selama berpetualang mengelilingi dunia dan menjejakkan kakinya di 44 negara, dalam kitab yang berjudul Tuhfat al-Nazhar, Ibnu Battutah menuturkan telah bertemu dengan tujuh raja yang memiliki kelebihan yang luar biasa.
Ketujuh raja yang dikagumi Ibnu Battutah itu antara lain; raja Iraq yang dinilainya berbudi bahasa; raja Hindustani yang disebutnya sangat ramah; raja Yaman yang dianggapnya berakhlak mulia; raja Turki dikaguminya karena gagah perkasa; Raja Romawi yang sangat pemaaf; Raja Melayu Malik Al-Zahir yang dinilainya berilmu pengetahuan luas dan mendalam, serta raja Turkistan.
Setelah berkelana dan mengembara di Samudera Pasai selama dua pekan, Ibnu Battutah akhirnya melanjutkan perjalannnya menuju Negeri Tirai Bambu Cina. Catatan perjalanan Ibnu Battutah itu menggambarkan pada abad pertengahan, peradaban telah tumbuh dan berkembang di bumi Nusantara.Nama besar dan kehebatan Ibnu Battutah dalam menjelajahi dunia di abad pertengahan hingga kini tetap dikenang. Bukan hanya umat Islam saja yang mengakui kehebatannya, Barat pun mengagumi sosok Ibnu Battuta. Tak heran, karya-karyanya disimpan Barat.
Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya, International Astronomy Union (IAU) mengabadikan Ibnu Battutah menjadi nama salah satu tokoh Astronomi. Bagi orang Astronomi, Ibnu Battutah bukan hanya seorang pengembara dan penjelajah paling termasyhur, namun juga tokoh Astronomi yang hebat.
Ibnu Battuta juga diabadikan dan dikenang masyarakat Dubai lewat sebuah mal atau pusat perbelanjaan bernama Ibnu Battutah Mall. Di sepanjang koridor mal itu dipajangkan hasil penelitian dan penemuan Ibnu Battutah. Meski petualangan dan pengembaraannya telah berlalu enam abad silam, namun kebesaran dan kehebatannya hingga kini tetap dikenang.
Assalamualaikum sy,blh masukkan cerita di bah nasa?
BalasPadam