Setelah manusia dapat menempuh ujian ujian yang Allah datangkan, barulah ada natijahnya. Dan natijah ini adalah di akhirat nanti, sama ada kemurkaan dari Allah atau keredhaan dari Allah SWT. Barang siapa yang berjaya menerima ujian dan selamat dari tipuan dunia ini, dia berjaya mendapat keredhaan Allah SWT, dan dia adalah orang yang berjaya di akhirat. Barangsiapa yang tidak berjaya menempuh ujian dan dia sentiasa dapat ditipu oleh dunia.
Maka dia akan mendapat kecelakaan dari Allah SWT dan di akhirat dia akan dihumbankan ke dalam neraka, waliyazubillah. Jadi, dunia ini adalah negara bala dan ujian dan apabila didatangkan ujian ujian yang berbagai bagai bentuk dan berbagai bagai macam itu kepada manusia, apakah manusia tertipu atau tidak. Siapa yang tertipu, maka celakalah dia di akhirat dan siapa yang tidak tertipu dengannya, berbahagialah dia di akhirat dengan syurga Allah.
Adapun ujian yang Allah berikan itu adalah bermacam macam. Di antaranya, Allah beri kita dengan bermacam macam nikmat. Apakah kita boleh bersyukur atau tidak. Kalau kita boleh bersyukur, maka kita adalah orang yang tidak tertipu oleh nikmat tetapi kalau kita tidak boleh bersyukur, maka kita adalah orang yang telah dapat ditipu oleh nikmat dunia. Allah timpakan ke atas kita kesusahan dan kemiskinan.Apakah kita boleh bersabar, atau tidak.
Kalau kita boleh bersabar,maka kita tidak tertipu oleh kemiskinan dan kesusahan itu.Sebaliknya, kalau kita tidak dapat bersabar, maka kita telah ditipu oleh kesusahan dan kemiskian itu. Kemudian Allah tentukan hartanya begian begian. Dia hendak banyak harta tetapi dapat sedikit. Allah tentukan juga anaknya begian begian. Dia hendak anak banyak tetapi dapat sedikit. Jadi setiap apa yang berlaku dalam kehidupan kita, sudah ditentukan oleh Allah SWT.Apa yang kita dapat itu tidak sebanyak mana yang kita yang kita mahu.Kita hendak sesuatu itu banyak, tetapi dapat sedikit.
Dalam hal ini,kenalah kita redha. Soalnya, apakah kita boleh redha atau tidak. Kalau kita tidak boleh redha dengan ketentuan dari Allah SWT itu.Seandainya kita boleh redha dengan ketentuan dari Allah SWT itu, maka kita telah berjaya mengelakkan diri kita tertipu oleh dunia yang melindung kita untuk nampak perkara perkara yang menjadi ketentuan Allah SWT. Dalam ajaran Islam bila ada sembarang masalah dalam hidup selalunya ada penyelesaian karena Islam adalah agama dunia akhirat.
Tahu atau tidak saja kita menyelesaikannya. Dalam Al Quran telah disebutkan bahwa Allah telah menurunkan Al Quran untuk menjadi ubat. Begitu juga dalam Hadits diterangkan bahwa Al Quran adalah ubat bagi segala penyakit rohani. Tetapi hanya orang mukmin saja yang patuh pada ajaran Islam, hanya orang mukmin saja yang mudah terima ajaran Allah, hanya orang mukmin saja yang dapat menjadikan Al Quran sebagai ubat.
Ucapan orang mukmin bila diajak kepada Allah, Rasul dan perjuangan Islam adalah sami’na wa ata’na. Jadi hanya hati-hati orang mukmin saja yang mudah diajak menuju Allah. Dalam Al Quran disebutkan“Hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenang”Sebaliknya hati tidak akan tenang bila lalai daripada Allah. Dalam salah satu ayat Al Quran disebutkan pula, barang siapa yang berpaling dari mengingatiKu baginya kehidupan yang sempit, jiwa yang sempit untuk melakukan apa yang Allah suruh dan menghindari apa yang Allah larang.
Zikir menenangkan jiwa.
Dalam Al Quran disebutkan hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenang. Dengan hati menjadi tenang maka sepatutnya sifat gopoh menjadi hilang, tetapi ironisnya ramai orang yang Islam, tiap hari berdzikir, baca Al Quran, bertahlil tetapi sifat gopoh masih ada dalam masyarakat. Padahal dzikir sudah dilakukan namun jiwa tidak tenang. Mengapa hal itu terjadi? Jawab:Zikir ertinya mengingati Allah, fahamilah cara-caranya hingga mendarah daging. Zikir merupakan didikan bila dihayati dengan sungguh-sungguh. Zikir yang demikian dan dihayati pula dengan sungguh-sungguh akan membuat hati tenang bila menghadapi ujian. Hati tidak akan cacat betapapun besarnya ujian itu.
Bila kita hadapi ujian yang berbagai ragam itu dengan lapang dada, kalaupun ada kesedihan itu adalah fitrah semula jadi yang tidak dapat dihilangkan, namun tidak mencacatkan hati kita.Zikir kalau kita lakukan sungguh-sungguh dengan penuh keyakinan, kefahaman, dan penghayatan maka ia akan mengubati hati, membuat jiwa tenang. Bila faham hikmahnya akan mendatangkan kekuatan jiwa yang mendarah daging. Kerana itu banyak-banyaklah berzikir. Allah akan menenangkan hati kita.Pemimpin sejati hatinya selalu tenang kerana zikir yang dapat menyembuhkan penyakit jiwa.
Ulasan
Catat Ulasan