( kesan Taufan Irma ).
Taufan Irma mula membadai Cuba dengan membawa angin kencang yang meragut 21 nyawa serta menyebabkan kemusnahan teruk di negara itu ketika bergerak ke arah Florida semalam.Irma, antara taufan Atlantik terkuat sejak seabad lalu, dijangka melanda Florida pagi esok dengan membawa bersama angin pemusnah kuat dan ancaman banjir ke negeri keempat paling ramai penduduk di Amerika itu.Usaha pemindahan terbesar dalam sejarah termasuk penduduk di sekitar Miami itu menjadi sukar akibat lebuh raya sesak, kekurangan bekalan minyak selain cabaran memindahkan warga emas dari destinasi pilihan persaraan itu.
Ribut itu diramal semakin kuat dan akan membadai Florido Keys sebagai taufan kategori lima iaitu tahap taufan terkuat menurut Pusat Taufan Nasional dengan kelajuan angin kira-kira 258 kilometer sejam.Menurut Agensi Pengurusan Kecemasan Persekutuan (FEMA), Amerika Syarikat hanya pernah menyaksikan tiga ribut kategori lima sejak 1981.Katanya, taufan Irma adalah lebih besar berbanding taufan Andrew yang menjadi taufan kategori lima terakhir pernah melanda Amerika Syarikat pada 1992. - Reuters
Bencana yang melanda negeri ini masih belum terlihat tanda-tanda mereda. Setelah tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir, badai, lumpur Sidoarjo (lumpur Lapindo) dan berbagai bencana lain yang mengosongkan kas negara, terakhir, justru sejumlah gunung berapi kembali beraksi serentak menggeliat memamerkan kekuatan yang Tuhan berikan kepada mereka. Rakyat negeri ini semakin gelisah dalam kecemasan. Menunggu dengan perasaan susah payah di barak-barak pengungsian. Tapi, legiun gunung berapi hanyalah satu bagian dari keseluruhan alam yang terlihat jelas sedang tidak bersahabat ini.
Sebagian orang berhenti pada perkataan, “Bumi sedang marah” atau “Alam murka”. Padahal mereka sadar, bahwa alam semesta raya ini sepenuhnya tunduk patuh kepada Sang Pencipta. Langit dan Bumi beserta seluruh isinya, sebenarnya tidak memiliki sedikit kekuatan pun selain atas kehendak dan izin Tuan yang mengatur mereka setiap detik setiap saat. Jika alam ini tidak memiliki kuasa barang sedikitpun, lalu siapa sebenarnya yang murka?
Tetapi jangan dilupakan, Allah adalah Maha Pemurah dan Penyayang. Bahkan ketika Dia murka kepada manusia, sebenarnya ada kasih sayangnya kepada kita. Di balik itu semua ada peringatan dan didikan untuk kita mau kembali ingat kepada-Nya, taat dan patuh kepada-Nya. Melalui setiap fenomena di alam raya ini, Allah sedang berkata-kata kepada kita. Sekarang masalahnya, mampukah kita mendengar kata-kataNya? Dan yang lebih penting lagi, maukah kita medengar kata-kataNya?
Jika kita tidak mampu, carilah siapa di kalangan hamba-hambaNya yang mampu menterjemahkannya kepada kita. Tapi jika kita tidak mahu, maka inilah sumber malapekata yang sebenarnya. Mungkin keenganan dan ketidakpedulian inilah yang menjadi sebab mengapa 1001 bencana terus terjadi dan belum akan berhenti di negeri ini
Belum tibakah saatnya untuk kita berhenti dari cara berfikir “
Fenomena alam ya fenomena alam. Ga udah dihubung-hubungkan deh sama Tuhan, kaya zaman prasejarah aja. Ini zaman modern, Bung.” Cara berfikir sekuler? Ya, sekuler atau apapun orang menamainya.
Walaupun sudah satu setengah tahun lumpur Lapindo meluap tanpa kita mampu menanganinya, namun rupanya cara berfikir sekuler masih tetap berdiri pongah dalam akal pikiran kita. Oleh karena itu perlu kita ingat, jangankan lumpur Lapindo, bahkan ketika menjelang kiamat nanti, saat matahari terbit dari barat, manusia di zaman tanpa iman itu juga akan berkata hal yang sama, “Ah, itu kan fenomena alam…”
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS Al A’raaf 96)
Ulasan
Catat Ulasan