CINTA MEMBAWA KE SYURGA.
Sedang terjadi di depan mata kita penyakit-penyakit jiwa yang melanda masyarakat, seperti putus asa, kecewa, resah-gelisah, penderitaan jiwa, fikiran kacau-bilau, rasa rendah diri (inferiority complex), kesunyian, kekosongan hati, rasa kesepian (loneliness), ketegangan perasaan dan bermacam-macam lagi bentuk sakit jiwa. Keadaan itu semakin menjadi buruk bila ditambah dengan penyakit-penyakit jiwa lainnya, seperti hasad dengki, bakhil, gila dunia, pendendam, cepat marah, jahat sangka, sombong, riya', ‘ujub dan lain-lain yang semakin bermaharajalela di dalam masyarakat.
Walaupun sakitnya tidak dapat dilihat oleh mata kita, namun siapa yang berani menolak keadaan itu? Orang-orang yang menderita sakit atau krisis jiwa saat ini lebih banyak dari jumlah penderita-penderita sakit fisikal yang ada di rumah sakit-rumah sakit. Anehnya, para pakar dan kaum intelektual tidak terlalu serius untuk memikirkan cara perubatan pesakit penyakit batin itu, sebagaimana mereka serius berusaha dalam perubatan fisikal lahiriah manusia.
Apakah mereka tidak sedar bahawa pesakit yang menghidapi penyakit jantung, ginjal, kencing manis, barah dan lain-lain itu tidak pernah bunuh diri dan membunuh orang lain? Tetapi penyakit batin, sakit jiwa, kekosongan, rendah diri, putus asa, hasad dengki, dendam, pemarah, buruk sangka dan lain-lain itu dapat menyebabkan manusia membunuh diri sendiri atau membunuh orang lain.
Itulah satu bukti bahwa penyakit-penyakit batin sebenarnya memerlukan perhatian dan perawatan yang lebih serius daripada penyakit-penyakit lahir. Bukan saja kerana penyakit batin lebih menyiksa individu, tetapi akan dapat menyebabkan kekacauan, dan rosaknya sebuah masyarakat.
Telah datang Nabi Muhammad SAW ke tengah manusia. Beliau melihat kekacauan dan kemungkaran yang sedang meracuni kehidupan masyarakatnya. Seorang diri Rasulullah SAW bangun dan bekerja untuk menyelamatkan manusia. Institusi pertama yang beliau dirikan adalah masjid, tempat untuk manusia membersihkan, melembutkan dan menenangkan hatinya, melapangkan dadanya, membebaskan diri dari ikatan dunia, dengan membesarkan Tuhan melalui sembahyang dan ibadah-ibadah lain.
Rasulullah mengutamakan keselamatan manusia pada keselamatan hatinya (ruhnya) bukan jasad lahirnya. Sebab itu Baginda berusaha mengubah dan mengubati hati mereka hingga Baginda mencapai kejayaan. Krisis yang kita saksikan dalam masyarakat sekarang ini merupakan peristiwa yang disaksikan oleh Rasulullah 1438 tahun yang silam. Kalau Rasulullah mencapai kejayaan dalam mendidik masyarakat, mengapa kita tidak mengikuti jejak Baginda?
Kita ubati dulu penyakit hati dan krisis jiwa pada diri kita, anggota keluarga kita dan masyarakat kita. Kita ketengahkan pada masyarakat pengertian hidup yang hakiki yang dapat mengembalikan manusia pada fitrahnya. Kita contohkan satu formula yang menjamin kebahagiaan dan keselamatan hati. Kita perjuangkan kehidupan 'sunnah' yang akan membawa manusia kepada syurga dunia dan akhirat.
Mana ada selain Islam satu cara hidup yang dapat menjadikan diri kita terhibur dengan kemiskinan, kesunyian, kesakitan, kesepian, kematian orang yang dikasihi, kegagalan dan dengan segala bentuk ujian. Mana ada selain Islam cara hidup yang mengikat hati antara suami dengan isteri, anak dengan ibu-bapa, pengikut dengan pemimpin, pekerja dengan majikan? Mana ada selain Islam cara hidup yang mengajar kita berkasih-sayang, bertimbang rasa, pemurah, berbaik sangka dan tolong menolong?
Mana ada selain Islam cara hidup yang membangkitkan cinta agung manusia pada Penciptanya sehingga manusia akan mengorbankan hidup untuk Tuhannya dan menanti kematian bagaikan penantian seorang kekasih untuk bertemu dengan kekasihnya? Islam mengajak kita untuk meniliti dan mengenal hati kita serta mengubati penyakitnya. Apabila hati sudah diubati, maka hati kita akan penuh dengan 'cahaya' kebahagiaan, ketenangan dan ketenteraman. Itulah syurga sementara sebelum kita bertemu Allah untuk menerima syurga yang kekal abadi.
Semoga dengan panduan yang Abuya berikan melalui perkongsian Mengenal Diri Melalui Rasa Hati ini menunjukkan jalan bagi kami untuk melegakan krisis jiwa, ketegangan fikiran dan mencegah kejahatan batin kami Insya Allah, mudah-mudahan kita akan memperolehi keselamatan dan kebahagiaan hidup sebagaimana yang Allah janjikan.Dengan berkat kebesaranMu ya Allah, Nabi dan RasulMu Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat Beliau, Ya Allah jadikanlah hati yang sejahtera, dan membawa hati yang selamat sebagai ubat bagi jiwa kami dan selamatkanlah hati-hati kami sebagaimana keselamatan yang Engkau maksudkan dalam firmanMu:
Terjemahannya:
"Hari kiamat yaitu hari (ketika manusia meninggalkan dunia ini) di mana harta dan anak tidak berguna lagi kecuali mereka yang menghadap Allah membawa hati yang selamat."
(Asy Syuara’: 88 - 89)
Ulasan
Catat Ulasan