BARCELONA DI ERA KERAJAAN ISLAM.
Islam dikenal di Barcelona sejak abad ke-8. Pada tahun 985 pasukan muslim di bawah pimpinan al-Mansur bin Abi Aamir dapat mengusainya. Hubungan Barcelona dengan dunia Islam terjadi lebih dari satu milenium, jalan raya di tengah kota yang jadi favorit para pelancung. Bangunan tua dengan gaya Romanesque itu adalah gereja tertua di Barcelona. Abuya yang menulis buku pada tahun 1993 bertajuk BARAT DI AMBANG MAUT, memberikan satu panduan dan jalan keluar untuk umat Islam dari perspektif Abuya (Islam), untuk mengubat fikiran dan hati orang-orang Barat demi kebahagiaan mereka khususnya dan keselamatan dunia sejagat amnya. Selain beralih kepada Islam, mereka tidak lagi layak untuk mentadbir dunia.
Kini dunia gempar dengan pendirian Britain keluar dari kesatuan Eropah, Britain yang juga sebagai Pusat Dagangan Ekonomi Eropah kini dalam kegawatan. Yahudi sedar bahawa mereka sudah tidak mampu untuk bertahan. Malah daripada kekecohan ini, sebagai satu persiapan mereka untuk menyambut ketibaan pemimpin mereka iaitu Al-Masih Dajjal.Tindakan Britan tersebut adalah satu perubahan besar akan berlaku kepada dunia sejagat. Kalau sebelum ini Barat masih terus ditimpa dengan bermacam-macam bencana dan masalah seperti krisis politik, kejatuhan ekonomi, pelbagai penyakit masyarakat dan bencana alam, yang semuanya itu menambah dan memburukkan keadaan, serta menjadikan super power itu bertambah tenat. Mereka ibarat singa tua yang sedang nazak.
Bagi hati yang buta masih tidak nampak bahawa Barat diambang
Maut. KENAPA HATI BUTA?. JASAD batin atau roh yang selalu kita ertikan sebagai hati, mempunyai kemampuan memandang dan mengenal sesuatu, merasakan kesenangan dan kesusahan, mengetahui yang lahir mahupun yang batin khususnya mengetahui keberadaan Allah SWT. Itulah kelebihan manusia daripada makhluk lain yaitu mempunyai hati yang dapat mengenal Allah dengan sebenar-benarnya sehingga menjadi hamba Allah yang benar-benar takut pada Allah. Sebagaimana difirmankan oleh Allah :
Terjemahannya : Apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati-hati mereka.(Al Anfaal 8:2)
Hati yang terang-benderang seperti itu dimiliki oleh para ‘ariffin, muqarrobin dan solehin. Hati mereka dapat melihat dan betul-betul mengenal sifat-sifat keagungan Allah. Karena itu mereka benar-benar dapat menghambakan diri kepada Allah SWT. Sebaliknya ada juga manusia yang hatinya gelap (buta) tidak dapat melihat dan mengenal Allah. Hal itu juga difirmankan oleh Allah SWT : Terjemahannya : Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama seperti orang yang buta (mengetahui)? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.(Ar Ra’d : 19)
Firman Allah lagi :Terjemahannya : Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengarannya dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.(An Nahl : 108)
Dari Umar Al Khattab, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud :”Cap penutup hati tergantung di kaki arasy. Bila seseorang melanggar larangan Allah (menghalalkan yang diharamkan oleh Allah) maka Allah akan menutup hati mereka dengan cap penutup hati tersebut.”
Bila hati sudah buta, atau sudah dikunci mati oleh Allah SWT, maka hati tidak dapat lagi mengenal Allah. Begitulah hati orang-orang kafir dan munafik yang menyebabkan mereka menolak kebenaran.
Namun bukan hanya hati orang kafir dan munafik saja yang sudah buta, kita sebagai umat Islam pun masih banyak yang hatinya buta. Buktinya adalah kita masih sering membuat dosa (kecil atau besar). Orang yang masih membuat dosa adalah orang yang tidak takut pada Allah. Orang yang tidak takut pada Allah adalah orang yang tidak kenal siapa Allah. Jika tidak kenal Allah menandakan bahwa hati telah buta.
Sabda Rasulullah SAW : Terjemahannya : Sesungguhnya seorang mukmin apabila ia melakukan dosa maka terjadilah satu bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berusaha membuangnya (bintik hitam tersebut) maka akan selamatlah hatinya. Kalau dosanya bertambah maka hatinya akan semakin terkunci.
Sabda baginda lagi yang maksudnya :Orang yang membuat satu dosa hilanglah sebagian akalnya untuk tidak kembali lagi selama-lamanya.
Kalau mata kita buta, maka kita tidak dapat melihat, tidak dapat mengenal bahkan tidak dapat berjalan lagi. Begitulah kalau hati kita buta, kita tidak dapat mengenal Allah dan tidak dapat menempuh jalan syariat lagi. Kita tidak takut, tidak redha, tidak tawakal, tidak yakin, tidak berharap kepada Allah, tidak cinta, tidak yakin dengan janji-Nya yaitu Syurga, Neraka, Hari Hisab, siksa kubur, dan lain-lain lagi. Bila perasaan tersebut sudah tidak ada di hati kita maka datanglah penyakit hati.
Firman Allah :Terjemahannya : Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta. (Al Baqarah : 10)
Mereka akan tersiksa di dunia dan di Akhirat. Di dunia mereka akan merasa kecewa, putus asa, berkeluh kesah, dan tidak tenang. Di akhirat tentulah lebih tersiksa lagi. Penyakit hati yang Allah maksudkan itu diantaranya ialah iri dengki, dendam, buruk sangka, serakah, cinta dunia, bakhil, pemarah, penakut, riya’, ujub dan sombong.
Langkah pertama yang wajib ditempuh untuk mengubati penyakit hati kita ialah dengan mengubati hati yang buta itu. Bila hati sudah tidak buta maka penyakit-penyakit hati lainnya akan hilang dengan sendirinya. Kalau mata kita sakit atau buta, maka kita akan pergi ke doktor mata. Mungkin mata kita akan dibersihkan, dibedah dan sebagainya. Begitupun kalau hati kita yang buta, maka kita mesti memberi rawatan yang sesuai.
Untuk itu mari kita lihat dulu apakah yang menyebabkan hati terhijab? Di antaranya adalah: a. Memakan makanan haram dan makanan syubhat, baik sadar atau tidak. Bersabda Rasulullah SAW yang maksudnya:
“Hati itu dibina dengan apa yang dimakan.”
Hati kita adalah segumpal darah yang mengandung sel-sel darah merah dan zat-zat besi. Sel dan zat-zat itu berasal dari makanan yang kita makan. Kalau makanan kita bersih (halal mengikut syariat Islam) maka sel dan zat itu juga bersih sehingga hati kita juga akan bersih. Sebaliknya kalau makanan yang kita makan itu kotor (haram dan syubhat) baik benda itu haram atau uang yang digunakan untuk membelinya haram, maka sel dan zat-zat besi, atau zat-zat yang membina hati kita itu kotor, busuk dan gelap.
Hati seperti wadah yang terbuka. Hati yang kotor tidak akan menerima taufik dari Allah sebab Allah tidak akan memberi taufik dan hidayah kepada hati yang kotor. Sama halnya kita tidak akan memasukkan makanan ke dalam piring yang kotor. Apalagi taufik dan hidayah dari Allah itu sangat tinggi harganya. Bila hati tidak boleh melihat kebenaran maka tidak akan terasa kebesaran, kehebatan, kasih sayang dan didikan dari Allah, tidak terasa anugerah, penjagaan, pengawasan dan pembelaan Allah. Kalau hati tidak mendapat hidayah dan taufik lagi maka kita akan menjadi orang yang sesat dan selalu terlibat melakukan maksiat dan mungkar.
Ulasan
Catat Ulasan