KEBANGKITAN TIMUR MENERIMA ANCAMAN SYIAH.
Ketika kaum Syiah di Iran berjaya membentuk kerajaan revolusi selepas menumpaskan pemerintahan Shah Reza Pahlawi pada tahun 1979, Abuya Ashaari Muhammad At-Tamimi meramalkan pengaruh Syiah hanya akan bertahan sekitar 10 tahun. Ramalan itu berlaku pada 1989 apabila Khomeini meninggal dunia dan selepas itu pengaruh Syiah di negara-negara Islam dan bukan Islam semakin malap. Kebangkitan Islam kali kedua juga berdepan dengan ancaman dari Syiah. Ertinya kita mengulangi kebangkitan pertama iaitu Khulafa Rasyidin juga berdepan dengan empayar Parsi (Iran).
Selepas kewafatan Rasulullah SAW, Kebangkitan pertama Khulafa Rasyidin berhadapan dengan Abdullah bin Saba. April 633M - 642M. Kufah, Madain, Sungai Furat, Walaja, Ullais, Muazayyah, Hirah, Firaz, Qadisiyyah, Nihawand. Kemenangan tentera Islam, kejatuhan Empayar Sassanid secara mutlak dan penguasaan wilayah Parsi oleh Khulafa al-Rasyidin
ASAL USUL SYI’AH: Syi’ah secara bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang diketuai oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman. Setelah terbunuhnya Khalifah ketiga, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, lalu Abdullah bin Saba’ membuat kenyataan dan makluman sikap dan pendiriannya. Dengan mengishtiharkan ajarannya secara terang-terangan dan terbuka kepada dunia. Abdullah bin Saba' menggalang massa untuk mengishtiharkan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi SAW sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, karena suatu nash (teks) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun, menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain. Aliran Syi’ah pada abad pertama hijriyah belum merupakan aliran yang solid sebagai trend yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 Hijriyah dan abad-abad berikutnya.
Timbulah pertanyaan, apakah darah yahudi yang mengalir di dalam diri Ahmadinejad, membawa serta ideology dan sifat Yahudi yang membenci Islam dan umat Islam? Ternyata dugaan kita tidak salah, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan kenyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah SAW. Kecaman dan penghinaan Ahmadinejad itu disampaikan dalam sebuah acara TV secara langsung di Shabaka 3, saluran TV Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pilihanraya Iran.
Seperti yang diketahui, Iran yang berpegang kepada Syi’ah ini sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Syiah Rafidhah Khomeini.
Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan tegas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kewafatan Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya. Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad juga sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Inilah sosok asli Ahmadinejad yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul.
Bukan sebagai pejuang Islam, seperti yang selama ini diduga oleh sebagian kaum muslimin dan pendukungnya yang bodoh. Mengapa demikian? Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi. Pulang saja dari Iran atas jemputan rasmi negara Iran, Abuya menyatakan pendiriannya dengan jelas melalui penjelasan yang dibuat oleh Abuya sendiri secara road show ke seluruh negara tentang pendiriannya setelah melihat sendiri ke negara Iran. Buku yang di tulis oleh Abuya yang bertajuk "BAHAYA SYIAH".
Sikap Iran terhadap Islam (Sunni) lebih kejam dibanding sikap negeri-negeri kafir sekalipun. Hingga di Iran terutama ibukotanya, Teheran, tidak ada masjid Islam (Sunni). Hingga Ummat Islam (Sunni) bila jumaat dan solat jemaah maka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Tidak ada pula Madrasah Islam (Sunni). Karena semuanya sudah dihancurkan.Para ulama Sunni pun sudah disembelih atau dibunuh. Lihat Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran, oleh Abu Sulaiman Abdul Munim bin Mahmud Al-Balusy, diindonesiakan dengan judul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran, LPPI, Jakarta, 1420H/ 1999).
Di Iran tidak ada pula anggota parlemen dari Islam (Sunni) apalagi menteri. Padahal dari Yahudi diberi prioritas jadi anggota parlemen, punya tempat-tempat ibadah (sinagog) dan sekolah-sekolah Yahudi di Iran.Ulama Syi’ah terkemuka Iran, Taskhiri, pernah ditanya wartawan di satu negeri di Afrika Utara, apakah tidak boleh di Iran didirikan Masjid Islam Sunni. Pertanyaan itu dijawab, sampai sekarang belum saatnya.Demikianlah kenyataan di Iran. Ummat Islam Sunni sekitar 20 persen namun tidak diberi hak-haknya alias telah dirampas, dan bahkan lebih kejam dibanding sikap orang kafir di berbagai negeri yang kenyataannya rata-rata masih ada di mana-mana masjid Ummat Islam (Sunni). Sedang di Iran justru masjid-masjid Islam Sunni dihancurkan, ulamanya dibunuh. Mulutnya berkobar mengecam Yahudi, namun tindakannya justru menikam Islam (Sunni alias Ahlus Sunnah).
Tak hanya demikian, pada masa pemerintahan Ahmadinejad perempuan-perempuan sunni yang ditahan rezim Syi’ah Iran ini mengalami penderitaan yang sangat berat dengan dimut’ah paksa oleh milisi Basij terlebih dahulu sebelum dihukum mati, karena keyakinan syi’ah mereka yang dihukum mati dalam keadaan perawan akan masuk surga, dan mereka pun tidak menginginkan syurga tersebut diraih oleh perempuan sunni.
Ketika kaum Syiah di Iran berjaya membentuk kerajaan revolusi selepas menumpaskan pemerintahan Shah Reza Pahlawi pada tahun 1979, Abuya Ashaari Muhammad At-Tamimi meramalkan pengaruh Syiah hanya akan bertahan sekitar 10 tahun. Ramalan itu berlaku pada 1989 apabila Khomeini meninggal dunia dan selepas itu pengaruh Syiah di negara-negara Islam dan bukan Islam semakin malap. Kebangkitan Islam kali kedua juga berdepan dengan ancaman dari Syiah. Ertinya kita mengulangi kebangkitan pertama iaitu Khulafa Rasyidin juga berdepan dengan empayar Parsi (Iran).
Selepas kewafatan Rasulullah SAW, Kebangkitan pertama Khulafa Rasyidin berhadapan dengan Abdullah bin Saba. April 633M - 642M. Kufah, Madain, Sungai Furat, Walaja, Ullais, Muazayyah, Hirah, Firaz, Qadisiyyah, Nihawand. Kemenangan tentera Islam, kejatuhan Empayar Sassanid secara mutlak dan penguasaan wilayah Parsi oleh Khulafa al-Rasyidin
ASAL USUL SYI’AH: Syi’ah secara bahasa berarti pengikut, sekte dan golongan. Sedangkan dalam istilah Syara’, Syi’ah adalah suatu aliran yang timbul sejak pemerintahan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang diketuai oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi dari Yaman. Setelah terbunuhnya Khalifah ketiga, Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, lalu Abdullah bin Saba’ membuat kenyataan dan makluman sikap dan pendiriannya. Dengan mengishtiharkan ajarannya secara terang-terangan dan terbuka kepada dunia. Abdullah bin Saba' menggalang massa untuk mengishtiharkan bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi SAW sebenarnya ke tangan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, karena suatu nash (teks) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun, menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Keyakinan itu berkembang sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib. Berhubung hal itu suatu kebohongan, maka diambil tindakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, lalu sebagian mereka melarikan diri ke Madain. Aliran Syi’ah pada abad pertama hijriyah belum merupakan aliran yang solid sebagai trend yang mempunyai berbagai macam keyakinan seperti yang berkembang pada abad ke-2 Hijriyah dan abad-abad berikutnya.
Timbulah pertanyaan, apakah darah yahudi yang mengalir di dalam diri Ahmadinejad, membawa serta ideology dan sifat Yahudi yang membenci Islam dan umat Islam? Ternyata dugaan kita tidak salah, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan kenyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah SAW. Kecaman dan penghinaan Ahmadinejad itu disampaikan dalam sebuah acara TV secara langsung di Shabaka 3, saluran TV Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pilihanraya Iran.
Seperti yang diketahui, Iran yang berpegang kepada Syi’ah ini sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Syiah Rafidhah Khomeini.
Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan tegas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kewafatan Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya. Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad juga sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Inilah sosok asli Ahmadinejad yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul.
Bukan sebagai pejuang Islam, seperti yang selama ini diduga oleh sebagian kaum muslimin dan pendukungnya yang bodoh. Mengapa demikian? Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi. Pulang saja dari Iran atas jemputan rasmi negara Iran, Abuya menyatakan pendiriannya dengan jelas melalui penjelasan yang dibuat oleh Abuya sendiri secara road show ke seluruh negara tentang pendiriannya setelah melihat sendiri ke negara Iran. Buku yang di tulis oleh Abuya yang bertajuk "BAHAYA SYIAH".
Sikap Iran terhadap Islam (Sunni) lebih kejam dibanding sikap negeri-negeri kafir sekalipun. Hingga di Iran terutama ibukotanya, Teheran, tidak ada masjid Islam (Sunni). Hingga Ummat Islam (Sunni) bila jumaat dan solat jemaah maka ke kedutaan-kedutaan Negara-negara Timur Tengah di Teheran. Tidak ada pula Madrasah Islam (Sunni). Karena semuanya sudah dihancurkan.Para ulama Sunni pun sudah disembelih atau dibunuh. Lihat Ma’satu Ahlis Sunnah fi Iran, oleh Abu Sulaiman Abdul Munim bin Mahmud Al-Balusy, diindonesiakan dengan judul Kedholiman Syi’ah terhadap Ahlus Sunnah di Iran, LPPI, Jakarta, 1420H/ 1999).
Di Iran tidak ada pula anggota parlemen dari Islam (Sunni) apalagi menteri. Padahal dari Yahudi diberi prioritas jadi anggota parlemen, punya tempat-tempat ibadah (sinagog) dan sekolah-sekolah Yahudi di Iran.Ulama Syi’ah terkemuka Iran, Taskhiri, pernah ditanya wartawan di satu negeri di Afrika Utara, apakah tidak boleh di Iran didirikan Masjid Islam Sunni. Pertanyaan itu dijawab, sampai sekarang belum saatnya.Demikianlah kenyataan di Iran. Ummat Islam Sunni sekitar 20 persen namun tidak diberi hak-haknya alias telah dirampas, dan bahkan lebih kejam dibanding sikap orang kafir di berbagai negeri yang kenyataannya rata-rata masih ada di mana-mana masjid Ummat Islam (Sunni). Sedang di Iran justru masjid-masjid Islam Sunni dihancurkan, ulamanya dibunuh. Mulutnya berkobar mengecam Yahudi, namun tindakannya justru menikam Islam (Sunni alias Ahlus Sunnah).
Tak hanya demikian, pada masa pemerintahan Ahmadinejad perempuan-perempuan sunni yang ditahan rezim Syi’ah Iran ini mengalami penderitaan yang sangat berat dengan dimut’ah paksa oleh milisi Basij terlebih dahulu sebelum dihukum mati, karena keyakinan syi’ah mereka yang dihukum mati dalam keadaan perawan akan masuk surga, dan mereka pun tidak menginginkan syurga tersebut diraih oleh perempuan sunni.
Ulasan
Catat Ulasan