Langkau ke kandungan utama

BANYAK BONUS PERJUANGKAN ISLAM DI ERA KEBANGKITAN.







Mari kita ambil beberapa contoh yang menunjukkan bahwa bonus perjuangkan Allah dan Rasulullah di era kebangkitan Islam. Ibarat air yang mengalir kita hanyutkan diri di bawa arus tanpa bersusah payah berenang. Pastikan kita ada alat untuk bernafas sekalipun tidak pandai berenang akan sampai juga di bawa arus air. Sebaliknya kalau kita ahli renang sekalipun tetapi terpaksa melawan arus air sudah tentu sangat sulit dan memenatkan. Begitula perbandingan bila berjuang di era bukan kebangkitan sudah tentu cabarannya terlalu berat dan besar. Pekerjaan yang bersesuaian dengan nafsu itu susah dan berat tetapi manusia menganggapnya ringan karena daya tariknya yang kuat. Sekalipun resekonya berat tetap manusia melakukannya. Contoh bertukar-tukar pasangan dengan pelacor, walaupun resekonya berat, orang lain juga akan menerima akibatnya seperti isterinya yang sah di rumah akan menerima akibat perbuatan suaminya dengan membawa penyakit HIV.


Mana lebih indah, mendapat layanan dan khidmat dari isteri sepanjang hayat dari mendapat layanan pelacor sekadar satu atau dua jam dengan kos yang lebih mahal. Menerima kemesraan dari isteri dikira ada nilai ibadah. Ertinya ada nilai nikmat dunia dan ada nilai nikmat akhirat kalau ianya dijadikan amalan untuk bekalan akhirat.
Contoh lain, hendak berkhidmat melayani ibu dan ayah sekedar satu atau dua jam kemudian orang tuapun memberi makanan, pakaian dan lain-lain, dibandingkan dengan melayani boyfriend atau girlfriend berjam-jam lamanya, bahkan berhari-hari? Ada yang sampai habis wang. Sedangkan orang lain yang melihat pun merasa malu. Adakalanya tidak jujur, rupanya di belakang ada orang lain. Tentu lebih susah melayani boyfriend atau girlfriend daripada melayani ibu dan ayah. Namun banyak yang orang tidak sanggup berkhidmat dengan ibu ayah dan lebih sanggup melayani boyfriend atau girlfriend walaupun susah payah.


Juga contoh urusan-urusan akhirat yang mudah dan ringan tapi umat Islam merasakan urusan itu susah dan berat karena merasa daya tariknya lemah. Kita dapat mengambil contoh beberapa perkara untuk perbandingan sebagai berikut:
* Mana yang lebih berat, solat Subuh dua rakaat sekitar 20 menit dengan kerja lapan jam sehari? Bahkan demi mencari wang ada kalanya sanggup bekerja sebagai buruh kasar. Betapa beratnya. Namun sebagian umat Islam sanggup tidak solat Subuh sekedar 20-30 menit tapi tidak jemu-jemu bekerja lapan jam untuk mencari wang.
* Mana lebih berat, menolong kawan karena Allah mungkin sekedar satu-dua jam dibandingkan lari maraton berjam-jam, kadang-kadang terpaksa naik bukit, menyeberang sungai, menuruni jurang yang terjal demi mencari ketenaran dan kemegahan nama. Tentu lebih susah menempuh lari maraton tapi mudah saja manusia dapat melakukannya. Sedankan menolong kawan yang kesusahan terasa amat berat.
* Mana lebih berat, memberi maaf kepada orang yang bersalah kepada kita kerana hal itu diperintahkan oleh Allah dengan memenuhi keinginan naik gunung untuk mencari ketenaran dan kemegahan nama. Padahal kita tidak mendaki gunung itu bukan satu kesalahan tapi kita lebih mampu mendaki gunung daripada memberi maaf yang diperintahkan Allah.
* Pergi solat berjamaah tidaklah memakan waktu yang lama. Tidak juga menempuh perjalanan yang jauh dan tidak meletihkan. Dibandingkan dengan pergi berwisata ke tempat yang jauh yang dan menyita banyak waktu dan meletihkan. Bahkan tidak jarang ada orang yang pergi ke hutan, pantai, hulu sungai atau tempat lain dengan tujuan agar dapat bergaul bebas. Namun orang tidak sanggup pergi shalat berjamaah tapi sanggup pergi berwisata ke tempat yang jauh. Adakalanya sepulang bepergian terlibat pertengkaran dengan suami atau isteri karena merasa sakit hati.
* Banyak orang yang pergi belajar ke luar negeri bertahun-tahun lamanya untuk mencari ijazah agar dapat makan gaji, sanggup meninggalkan orang tua dan tanah air, mengorbankan uang berjuta-juta, bahkan sampai ada yang mati di negeri orang. Mana yang lebih susah, pergi belajar ke luar negeri dengan belajar agama di masjid sekedar satu jam untuk memperbaiki diri, tidak mengorbankan waktu dan wang puluhan ribu ringgit tidak sampai meninggalkan orang tua dan tanah air? Tentulah lebih susah pergi di luar negeri dibandingkan dengan belajar di mesjid sekedar satu-dua jam. Namun kenyataannya, banyak orang yang sanggup pergi ke Amerika tapi tidak sanggup untuk pergi ke masjid.
* Mana lebih berat, hendak berkhidmat melayani ibu dan ayah sekedar satu atau dua jam kemudian orang tuapun memberi makanan, pakaian dan lain-lain, dibandingkan dengan melayani boyfriend atau girlfriend berjam-jam lamanya, bahkan berhari-hari? Ada yang sampai habis uang. Sedangkan orang lain yang melihat pun merasa malu. Adakalanya tidak jujur, rupanya di belakang ada orang lain. Tentu lebih susah melayani boyfriend atau girlfriend daripada melayani ibu dan ayah. Namun banyak yang orang tidak sanggup berkhidmat dengan ibu ayah dan lebih sanggup melayani pacar walaupun susah payah.
* Mana lebih berat, menyumbang klub-klub hiburan, biasanya paling kurang satu juta rupiah agar tidak jatuh status, dengan menyumbang fakir miskin sekedar sepuluh ribu atau dua puluh ribu rupiah? Tentu lebih berat menyumbang klub-klub hiburan daripada bersedekah kepada fakir miskin sekedar sepuluh dua puluh ribu. Namun terasa lebih berat ketika bersedekah, sedangkan untuk menyumbang jutaan rupiah karena nama, sanggup. Adakalanya ketika isteri atau keluarga mengetahuinya, mereka marah. Namun walaupun begitu resikonya, sanggup juga untuk menanggungnya.
* Menonton film yang merusak akhlak atau membaca buku yang tidak bermanfaat dapat dilakukan sampai berjam-jam. Mana yang lebih mengorbankan waktu atau mana lebih susah, dibandingkan dengan berzikir atau membaca Al Quran selama 30 menit. Tentu waktu kita lebih terkorban dengan menonton film serta membaca buku atau novel yang tidak bermanfaat daripada berzikir atau membaca Al Quran sekedar 30 menit. Namun orang lebih sanggup menghabiskan waktu dengan menonton film atau membaca novel daripada berzikir atau mengkaji Al Quran.
* Mana lebih susah, pergi berjudi atau berdisko yang menghabiskan waktu dan uang, kadang sampai mabuk minuman keras, kemudian bertengkar dengan isteri hingga porak poranda rumah-tangga dengan sesekali mengeluarkan harta dan tenaga untuk menolong tetangga yang mengalami kesusahan? Sedangkan hal itu dapat berbuah rasa kasih sayang. Tentu menolong tetangga lebih mudah tapi banyak orang tidak sanggup berbuat, lebih sanggup pergi berjudi atau berdisko, minum alkohol hingga hancur rumah tangga, bertengkar dan berhutang.
* Ada banyak orang yang masuk penjara, dibunuh, difitnah, ditangkap, dipermalukan, dihina dan dicaci-maki oleh orang. Mana yang lebih banyak, disebabkan mencuri, menipu, membunuh, berzina, merampok , memperjuangkan ideologi atau disebabkan mencari rezeki yang halal dan memperjuangkan agama Islam?Sudah tentu yang mencari rezeki yang halal dan karena memperjuangkan agama sangat sedikit dibandingkan yang disebabkan melakukan kejahatan. Tapi karena kejahatan atau keinginan dunia, sesorang sanggup menerima resiko yang berat. Sedangkan kalau demi kebaikan dan kebenaran tidak banyak yang sanggup melakukannya.


Setelah kita menguraikan dan membuat perbandingan antara kerja-kerja akhirat dengan kerja-kerja dunia, kita dapat melihat bahwa kerja-kerja dunia lebih-lebih lagi yang bersifat mungkar dan maksiat sebenarnya lebih susah dan lebih berat resikonya daripada kerja-kerja halal dan kerja-kerja akhirat. Namun meskipun demikian kebanyakan orang orang tidak sanggup melakukan kerja-kerja akhirat walaupun lebih mudah dibandingkan melakukan kerja-kerja dunia yang susah dan berat.


Hal ini menunjukkan bahwa kita umat Islam lebih cenderung hatinya kepada dunia daripada akhirat walaupun dunia itu murah dan sementara dibandingkan dengan akhirat yang istimewa dan kekal abadi. Tepat sekali kata pepatah Melayu, “Cinta itu buta”. Cinta kepada apa pun jadi buta, sehingga yang lain tidak terlihat lagi. Yang lain walaupun cantik dan istimewa tidak ada perhatian lagi. Ibarat orang yang jatuh cinta kepada seseorang, ia menjadi lupa kepada yang lain, lupa ayah ibu, lupa kakak dan adik, lupa makan minum, lupa bekerja dan lain-lain lagi. Dan karena cintanya itulah ia sanggup bersusah payah dan sanggup menerima resiko yang berat.


Begitu juga orang yang sudah cinta dan jatuh hati dengan dunia, ia akan lupa kepada akhirat. Ia sanggup bersusah payah untuk dunia, sanggup menerima resiko yang berat bahkan sanggup mati karenanya. Untuk akhirat, walaupun istimewa dan mudah mengerjakannya namun terasa berat untuk kerana  tidak cinta.
Setelah kita mengkaji bahwa kerja-kerja dunia lebih susah dan berbahaya, lebih berat dan lebih tinggi resikonya daripada kerja-kerja akhirat, apa yang akan menjadi hujah dan alasan kita nanti di hadapan Tuhan di akhirat kelak jika kita meninggalkan urusan akhirat? Sebenarnya tidak ada hujah dan alasan bagi kita untuk meninggalkan urusan akhirat. Oleh karena itu, lebih banyak manusia yang masuk neraka daripada masuk syurga.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

NEGARA SYAM.

NEGARA SYAM (JORDAN, PALESTIN,HEBRON, SYRIA) Negara Jordan menjadi tempat transit bagi Abuya sebelum meneruskan perjalanan ke negara negara lain. Jordan juga dikenali dengan bumi Anbiya. Jordan juga banyak meninggalkan kesan  peninggalan purba yang berusia  ribuan tahun. Ia banyak di Jordan atau dulu dikenali dengan negeri Syam. Wilayah Syam zaman kebangkitan pertama mengandungi Jordan, Palestin, Lubnan dan Syria. Di era kebangkitan kali kedua Syam telah terpecah kepada empat negara. Ia dilakukan oleh penjajah. Kini terdapat negara Jordan, Palestin, Lubnan dan Syria secara berasingan satu sama lain. Jordan era terkini dikenali dengan Kerajaan Hasyimiyah Jordan, (Hashemite Kingdom of Jordan) atau lebih dikenali dengan nama Jordan sahaja  merupakan sebuah negara Arab yang terletak di Asia Barat (dulu dianggap Timur Tengah) bersempadan dengan negara-negara Arab yang lain. Ia terletak pada koordinat 34-29 Utara 35-39 Timur iaitu di sebelah Barat La

KEBANGKITAN ISLAM AKHIR ZAMAN.

KEBANGKITAN ISLAM AKHIR ZAMAN. Allah telah mengkhabarkan kepada kita melalui lidah Rasul-Nya bahawa Allah telah ‘set’kan satu Jadual Allah SWT untuk umat yang datang sesudah wafatnya Nabi akhir zaman. Itulah kasih sayang Allah dan Rasul-Nya kepada umat Islam, yang untuk mereka tidak ada lagi nabi dan rasul.Maka diceritakan lah perkara-perkara yang bakal terjadi sama ada yang positif atau negatif. Dengan mengetahui dan memahami jadual itu, umat Islam terpandu atau terpimpin untuk menghadapi dan menerima takdir yang bakal berlaku. Antara jadual yang dimaksudkan itu ialah, Rasulullah SAW bersabda: Yang artinya : "Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah zaman kenabian sebagaima­na yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu. Kemudian berlakulah Zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan seperti zaman kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat nya. Lalu berlakulah zaman

AGAMA NABI IBRAHIM.

AGAMA NABI IBRAHIM. Inti pati ayat: Al Qur’an ayat 123 surat 16 An Nahl, Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif." dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. Al Qur’an ayat 39 surat 14 Ibrahim, Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) do`a. Al Qur’an ayat 124 surat 2 Al Baqarah, Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim". Al Qur’an ayat 71 surat 21 Al Anbiyaa’, Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. N